x + y – z = -3
x + 2y + z = 7
2x + y + z = 4
x + y – z = -3
x + 2y + z = 7
___________-
-y - 2z = -10
x + 2y + z = 7 |×2
2x + y + z = 4 |×1
2x + 4y + 2z = 14
2x + y + z = 4
______________-
3y + z = 10
-y - 2z = 10 |×3
3y + z = 10 |×1
-3y - 6z = 30
3y + z = 10
___________+
-5z = 40
z = -8
-y - 2z = 10
-y - 2(-8) = 10
-y + 16 = 10
-y = 10 - 16
-y = -6
y = 6
2x + y + z = 4
2x + 6 + (-8) = 4
2x + 6 - 8 = 4
2x - 2 = 4
2x = 4 + 2
2x = 6
x = 3
(19) HP = {3, 6, -8}
(20) x + y + z = 3 + 6 + (-8)
= 3 + 6 - 8
= 1
(21) 2x - y + 2z = 2(3) - 6 + 2(-8)
= 6 - 6 - 16
= -16
Ke dalam 10 mL larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 10) ditambahkan air sehingga volume tertentu, ternyata pH larutan setelah pengenceran adalah 4. maka volume air yang ditambahkan adalah..... fliss ini gimana caranya
diketahui:
V1 = 10 ml → 10 × 10^-3 L → 10^-2 L
[CH3COOH] (M1) = 0,1 M → 10^-1
Ka = 10^-5
pH2 = 4
ditanya:
∆V...?
jawab:
pH2 = - log [H+]
4 = - log 10^-4
[H+] = √M2 × Ka
10^-4 = √M2 × 10^-5
(10^-4)² = (√M2 × 10^-5)²
10^-8 = M2 × 10^-5
10^-8/10^-5 = M2
10^-3 = M2
M1 = n/V1
10^-1 = n/10^-2
10^-1/10^-2 = n
10 = n
M1 × V1 = M2 × V2
10 × 10^-2 = 10^-3 × V2
10^-1/10^-3 = V2
10^2 = V2
∆V = V2 - V1
= 10^2 - 10^-2
= 100 - 0,01
= 99,99 L
Isotop Natrium memiliki nomor atom 11 dan nomor massa 24. Dalam atom natrium netral terdapat.... proton, elektron, dan netron. bantuuu dong
Jawaban:
Dalam atom natrium netral terdapat 11 proton, 11 elektron, dan 13 neutron.
Nomor atom merupakan jumlah proton yang terdapat dalam atom suatu unsur. Jika atom natrium memiliki nomor atom 11, maka terdapat 11 proton dalam atom natrium tersebut.
Nomor massa merupakan jumlah proton dan neutron yang terdapat dalam atom suatu unsur. Jika atom natrium memiliki nomor massa 24, maka terdapat 24-11 = 13 neutron dalam atom natrium tersebut.
Sebagai atom netral, jumlah proton dan elektron harus sama. Jika atom natrium memiliki 11 proton, maka jumlah elektron yang ada juga harus sama, yaitu 11 elektron.
Penjelasan:
semoga membantu
Tentukan bilangan kuantum untuk setiap elektron Valensi di bawah! α. 3d5 ys! b. 352 3p5 C. 352 d. 45² 3d5 e. 352 3p3
Jawaban:
Untuk setiap elektron valensi, bilangan kuantum yang sesuai adalah:
a. 3d5, yang merujuk pada bilangan kuantum n = 3, l = 2, dan mₗ = -2, -1, 0, 1, 2.
b. 352 3p5, yang merujuk pada bilangan kuantum n = 3, l = 1, dan mₗ = -1, 0, 1, 2, 3.
c. 352, yang merujuk pada bilangan kuantum n = 3 dan l = 2. Ini tidak cukup informatif untuk menentukan mₗ, yang merupakan bilangan kuantum magnetik yang menentukan orientasi orbital elektron tersebut.
d. 45² 3d5, yang merujuk pada bilangan kuantum n = 4, l = 2, dan mₗ = -2, -1, 0, 1, 2.
e. 352 3p3, yang merujuk pada bilangan kuantum n = 3, l = 1, dan mₗ = -1, 0, 1.
Sebagai catatan, bilangan kuantum merupakan angka yang digunakan untuk menggambarkan keadaan elektron dalam atom, termasuk energi, momentum, dan orientasi orbital. Mereka ditulis dengan menggunakan huruf yang mewakili n, l, dan mₗ, yang masing-masing merujuk pada bilangan kuantum principal, azimuthal, dan magnetik.
Suatu sel volta terdiri dari elektrode Ag yang dicelupkandi dalam larutan AgNO ₃ 1 M dan elektrode Pb yang dicelupkanke dalam larutan PbSO₃ 1 M, jika diketahui: Ag⁺(aq) + e → Ag(s) E° = +0,80 V Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s) E° = - 0,13 V. Yang menjadi mengalami oksidasi adalah.... *
Jawaban:
Dalam sel volta, terjadi proses redoks di mana satu elektrode bertindak sebagai anoda (elektroda yang mengalami oksidasi) dan elektrode lainnya bertindak sebagai katoda (elektroda yang mengalami reduksi). Dapat diketahui bahwa elektrode yang mengalami oksidasi adalah anoda, sedangkan elektrode yang mengalami reduksi adalah katoda.
Untuk menentukan elektrode yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam sel volta, Anda perlu mengetahui nilai potensial reduksi (E°) dari reaksi-reaksi yang terjadi di masing-masing elektrode. Potensial reduksi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu substansi untuk terlibat dalam reaksi redoks. Nilai potensial reduksi yang lebih positif menunjukkan bahwa substansi tersebut lebih cenderung terlibat dalam reaksi oksidasi, sedangkan nilai potensial reduksi yang lebih negatif menunjukkan bahwa substansi tersebut lebih cenderung terlibat dalam reaksi reduksi.
Berdasarkan informasi yang disediakan, elektrode Ag terlibat dalam reaksi oksidasi dengan nilai potensial reduksi (+0,80 V), sedangkan elektrode Pb terlibat dalam reaksi reduksi dengan nilai potensial reduksi (-0,13 V). Jadi, elektrode yang mengalami oksidasi adalah elektrode Ag, sedangkan elektrode yang mengalami reduksi adalah elektrode Pb.
Penjelasan:
semoga bisa membantu
Suatu sel volta terdiri dari elektrode Ag yang dicelupkandi dalam larutan AgNO ₃ 1 M dan elektrode Pb yang dicelupkanke dalam larutan PbSO₃ 1 M, jika diketahui: Ag⁺(aq) + e → Ag(s) E° = +0,80 V Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s) E° = - 0,13 V. Nilai potensial selnya adalah..
Pb lebih mudah teroksidasi,
maka:
Pb I Pb²⁺ II Ag⁺ I Ag
E°sel = E°red-E°oks = 0.8 - (-0.13) = 0.93 volt
Suatu sel volta terdiri dari elektrode Ag yang dicelupkandi dalam larutan AgNO ₃ 1 M dan elektrode Pb yang dicelupkanke dalam larutan PbSO₃ 1 M, jika diketahui: Ag⁺(aq) + e → Ag(s) E° = +0,80 V Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s) E° = - 0,13 V. Elektroda yang habis adalah....
Jawaban:
Elektroda yang habis adalah elektrode Pb.
Penjelasan:
Hal ini dikarenakan dalam reaksi pengurangan, elektron mengalir dari elektrode yang berpotensial negatif (anode) ke elektrode yang berpotensial positif (kathode). Dalam kasus ini, elektrode Ag memiliki potensial yang lebih positif daripada elektrode Pb, sehingga elektron akan lebih cenderung mengalir dari elektrode Pb ke elektrode Ag. Selain itu, reaksi pengurangan pada elektrode Pb juga memiliki potensial yang lebih negatif daripada reaksi oksidasi pada elektrode Ag, yang menyebabkan lebih banyak elektron yang dibutuhkan untuk mengkompensasi potensial tersebut. Dengan demikian, elektrode Pb akan habis lebih cepat daripada elektrode Ag.
Suatu sel volta terdiri dari elektrode Ag yang dicelupkandi dalam larutan AgNO ₃ 1 M dan elektrode Pb yang dicelupkanke dalam larutan PbSO₃ 1 M, jika diketahui: Ag⁺(aq) + e → Ag(s) E° = +0,80 V Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s) E° = - 0,13 V. Yang menjadi anoda adalah.
Jawaban:
elektrode Ag
Penjelasan:
Anoda adalah elektrode yang menerima muatan listrik atau dari mana ion-ion bermuatan negatif (anion) dikeluarkan dari larutan.
dar data yang dia atas, untuk reaksi di elektrode Ag, Ag⁺(aq) akan berkonversi menjadi Ag(s) dengan mengeluarkan elektron. Ini menunjukkan bahwa elektrode Ag merupakan anoda.
Sementara itu, untuk reaksi di elektrode Pb, Pb²⁺(s) akan berkonversi menjadi Pb(s) dengan menerima 2 elektron. Ini menunjukkan bahwa elektrode Pb merupakan katoda.
Jadi, elektrode Ag merupakan anoda dalam sel volta tersebut.
Jawaban:
Elektrode Ag adalah elektrode anoda dalam sel volta tersebut.
Penjelasan:
Anoda adalah elektrode yang terlibat dalam reaksi oksidasi, di mana terjadi pemindahan elektron dari anoda ke kathoda. Dalam kasus ini, reaksi oksidasi yang terjadi pada elektrode Ag adalah Ag⁺(aq) + e → Ag(s), di mana ion Ag⁺ kehilangan elektron menjadi logam Ag. Elektrode Pb adalah elektrode kathoda, di mana terjadi reaksi reduksi Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s), di mana ion Pb²⁺ menerima elektron menjadi logam Pb.
Suatu sel volta terdiri dari elektrode Ag yang dicelupkandi dalam larutan AgNO ₃ 1 M dan elektrode Pb yang dicelupkanke dalam larutan PbSO₃ 1 M, jika diketahui: Ag⁺(aq) + e → Ag(s) E° = +0,80 V Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s) E° = - 0,13 V. Reaksi oksidasinya adalah....
Jawaban:
Ag⁺(aq) + Pb(s) → Ag(s) + Pb²⁺(aq)
Penjelasan:
reaksi oksidasi yang terjadi di sel volta tersebut adalah:
Ag⁺(aq) + e → Ag(s) E° = +0,80 V
Pb²⁺(aq) + 2 e → Pb(s) E° = -0,13 V
Jika dilihat dari kedua reaksi tersebut, maka elektrode Ag merupakan elektrode anoda (elektrode yang mengalami oksidasi) dan elektrode Pb merupakan elektrode katoda (elektrode yang mengalami reduksi).
Berdasarkan hukum elektrokimia, jika terdapat perbedaan potensial (E°) yang cukup besar antara elektrode anoda dan elektrode katoda, maka akan terjadi arus listrik yang mengalir melalui konduktor yang terhubung antara kedua elektrode tersebut.
Sehingga, reaksi oksidasi yang terjadi di sel volta tersebut adalah:
Ag⁺(aq) + Pb(s) → Ag(s) + Pb²⁺(aq)
Diketahui E° Pb²⁺/Pb= –0,13 V dan E° Fe²⁺/Fe = –0,44 V. Jika ke dalam larutan yang mengandung Fe²⁺ dan Pb²⁺ditambahkan serbuk timbel dan besi maka ....
Jawaban:
Fe²⁺ + 2e⁻ → Fe
Pb²⁺ + 2e⁻ → Pb
E° Fe²⁺/Fe = –0,44 V dan E° Pb²⁺/Pb= –0,13 V, sehingga potensial standar untuk reaksi di atas adalah sebagai berikut:
E° cell = E° Pb/Pb²⁺ – E° Fe/Fe²⁺ = (-0,13 V) – (-0,44 V) = 0,31 V
Potensial standar tersebut menunjukkan bahwa reaksi tersebut spontan terjadi dan timbel akan bereaksi dengan Fe²⁺ dan Pb²⁺ untuk membentuk logam timbel dan besi. Jika ditambahkan serbuk besi ke dalam larutan tersebut, maka reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Fe + 2e⁻ → Fe²⁺
E° Fe/Fe²⁺ = –0,44 V, sehingga potensial standar untuk reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
E° cell = E° Fe/Fe²⁺ – E° Pb/Pb²⁺ = (-0,44 V) – (-0,13 V) = -0,31 V
Potensial standar tersebut menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak spontan terjadi dan besi tidak akan bereaksi dengan Fe²⁺ dan Pb²⁺ dalam larutan tersebut.
Suatu sel volta terdiri dari elektrode Ag yang dicelupkandi dalam larutan AgNO ₃ 1 M dan elektrode Pb yang dicelupkanke dalam larutan PbSO₃ 1 M, jika diketahui: Ag⁺(aq) + e → Ag(s) E° = +0,80 V Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s) E° = - 0,13 V. Reaksi reduksinya adalah.... *
Penjelasan:
Untuk menentukan reaksi reduksi pada sel volta tersebut, kita perlu menentukan elektroda yang bertindak sebagai anoda dan katoda. Anoda adalah elektroda yang bertindak sebagai sumber elektron, sedangkan katoda adalah elektroda yang bertindak sebagai penerima elektron.
E° untuk reaksi reduksi Ag⁺(aq) + e → Ag(s) adalah +0,80 V, sedangkan E° untuk reaksi reduksi Pb²⁺(s) + 2 e → Pb(s) adalah -0,13 V. Jadi, elektroda Ag bertindak sebagai anoda dan elektroda Pb bertindak sebagai katoda.
Dengan demikian, reaksi reduksi yang terjadi pada sel volta tersebut adalah Pb²⁺(aq) + 2 e → Pb(s), dimana reaksi ini terjadi di elektroda Pb (katoda) dan merupakan reaksi reduksi.
Penjelasan:
Reaksi reduksi yang terjadi adalah Pb²⁺(aq) + Ag(s) → Pb(s) + Ag⁺(aq). Rumusnya adalah Pb²⁺(aq) + 2e⁻ → Pb(s) + 2Ag⁺(aq).
2 liter larutan asam memiliki pH 5. Berapa ml larutan NaOH 2 N yang diperlukan untuk menetralkan larutan asam tersebut
Jawaban:
Untuk mengetahui jumlah ml larutan NaOH 2 N yang diperlukan untuk menetralkan larutan asam, pertama-tama kita harus mengetahui jumlah mol asam yang ada dalam larutan tersebut. Jumlah mol asam dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Mol = Massa / Mr.
Jika kita menggunakan asam asetat (CH3COOH) sebagai contoh, maka Mr asam asetat adalah 60 g/mol. Jadi, jumlah mol asam asetat dalam 2 liter larutan asam dengan pH 5 adalah: Mol = 2 liter x 1 kg/liter x 1 mol/60 g = 0,03333 mol.
Kemudian, kita dapat menghitung jumlah ml larutan NaOH 2 N yang diperlukan dengan menggunakan rumus: Mol = Jumlah volume larutan NaOH 2 N x Normality.
Normality larutan NaOH 2 N adalah 2 N, artinya setiap 1 ml larutan tersebut mengandung 2 mol NaOH. Jadi, jumlah ml larutan NaOH 2 N yang diperlukan adalah: 0,03333 mol / 2 N = 0,01665 ml.
Jadi, jawaban yang tepat adalah 0,01665 ml.
Penjelasan:
semoga membantu
1234567890123468926
Penjelasan:
8277366363
Unsur X bernomor atom 11, dalam sistem periodik unsur terletak pada golongan dan periode
Penjelasan:
Unsur nomor 11 adalah natrium
Natrium terletak pada golongan 1A
Dan pada periode 3
Penjelasan:
Unsur x dengan nomor atom 11 adalah unsur sodium (Na). Unsur sodium terletak pada golongan 1 (golongan alkali) dan periode 3 dalam tabel periodik unsur. Sodium merupakan unsur yang tidak stabil dalam keadaan bebas, sehingga sering terikat dengan ion-ion negatif lainnya dalam senyawa-senyawa kimia.
Sodium banyak terdapat dalam bentuk garam-garamnya, seperti natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, atau natrium sulfat (Na2SO4), yang banyak digunakan dalam industri tekstil dan deterjen. Sodium juga merupakan komponen penting dari baterai dan dapat digunakan sebagai pelarut dalam proses industri.
Pada suhu tinggi, gas NO, dapat mem- bentuk gas yang berbahaya apabila dihirup melalui pernapasan, yaitu ... A. O3
B. NO
C. NO2
D. CO
E. N2
C. NO2
Penjelasan:
gas NO2 sangat berbahaya karena menurunkan fungsi paru paru
sejumlah 300 gram air dipanaskan dari suhu 100°C sampai 30°C hitunglah jumlah kalori air tersebut c: 4.2 1/ gram.k yang diserap
Penjelasan:
Q = mcΔT.
Q = (300 gram)(4.2 joule/gram.kelvin)(-70°C) = -50,400 joule
Nama kimia morfin dan heroin
Jawaban:
morfin
Rumus kimia: C₁₇H₁₉NO₃
nama kimia: (4R,4aR,7S,7aR,12bS)-3-methyl-2,4,4a,7,7a,13-hexahydro-1H-4,12-methanobenzofuro[3,2-e] isoquinoline-7,9-diol
heroin
Rumus kimia = C₂₁H₂₃NO₅
nama kimia = (5α,6α)-7,8-didehydro-4,5-epoxy-17-methylmorphinan-3,6-diol diacetate
Senyawa X yang mempunya massa molekul relative sebesar 140 dilarutkan ke dalam air hingga volumenya menjadi 800 mL. Bila diketahui massa senyawa tersebut sebesar 70 gram, berapa konsentrasi molar larutan yang terjadi?
Jawaban:
0,625 M
Penjelasan:
Untuk menghitung konsentrasi molar larutan, kita perlu mengetahui massa molekul senyawa X dan jumlah mol senyawa X yang terdapat dalam larutan. Massa molekul senyawa X telah diberikan dalam soal, yaitu sebesar 140. Kita perlu mengkonversi massa senyawa X dalam gram menjadi jumlah mol senyawa X. Massa senyawa X dalam gram dapat dikonversi menjadi jumlah mol dengan menggunakan rumus:
jumlah mol = massa / massa molekul
Dengan massa senyawa X sebesar 70 gram dan massa molekul senyawa X sebesar 140, maka jumlah mol senyawa X adalah:
jumlah mol = 70 g / 140 g/mol = 0,5 mol
Kemudian, kita perlu menghitung volumenya larutan dalam liter (L). Volumenya larutan dalam mL dapat dikonversi ke dalam L dengan menggunakan rumus:
volumenya larutan (L) = volumenya larutan (mL) / 1000 mL/L
Dengan volumenya larutan sebesar 800 mL, maka volumenya larutan dalam L adalah:
volumenya larutan (L) = 800 mL / 1000 mL/L = 0,8 L
Konsentrasi molar larutan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
konsentrasi molar = jumlah mol / volumenya larutan (L)
Dengan jumlah mol senyawa X sebesar 0,5 mol dan volumenya larutan sebesar 0,8 L, maka konsentrasi molar larutan adalah:
konsentrasi molar = 0,5 mol / 0,8 L = 0,625 M.
Jadi, konsentrasi molar larutan yang terjadi adalah 0,625 M.
Untuk menghitung konsentrasi molar larutan, pertama-tama kita perlu menghitung jumlah mol senyawa X yang terdapat dalam larutan. Jumlah mol senyawa X dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Jumlah mol = massa / massa molekul relatif
Dengan menggunakan nilai yang diberikan, jumlah mol senyawa X dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah mol = 70 g / 140 g/mol = 0,5 mol
Setelah mengetahui jumlah mol senyawa X, kita dapat menghitung konsentrasi molar larutan dengan menggunakan rumus:
Konsentrasi molar = jumlah mol / volumen (L)
Kita perlu mengonversi volume larutan ke dalam satuan liter (L) dengan menggunakan rumus:
Volume (L) = volume (mL) / 1000 mL/L
Dengan menggunakan nilai yang diberikan, volume larutan dapat dihitung sebagai berikut:
Volume (L) = 800 mL / 1000 mL/L = 0,8 L
Sekarang kita dapat menghitung konsentrasi molar larutan dengan menggunakan rumus:
Konsentrasi molar = 0,5 mol / 0,8 L = 0,625 M
Jadi, konsentrasi molar larutan adalah 0,625 M.
Catatan: Pastikan untuk selalu mengonversi satuan volume ke dalam satuan liter (L) sebelum menghitung konsentrasi molar.
Soal-soal: 1. Buatlah susunan elektron untuk unsur-unsur 26Fe dan 51Sb : (a). Pada kulit atom
(b). Pada orbital sub kulit atom
Jawaban:
Untuk unsur 26Fe (besi), susunan elektron pada kulit atom adalah sebagai berikut:
(a) Kulit atom:
2 8 18 14 2
(b) Orbital sub kulit atom:
[Ar] 3d^6 4s^2
Untuk unsur 51Sb (antimon), susunan elektron pada kulit atom adalah sebagai berikut:
(a) Kulit atom:
2 8 18 18 5
(b) Orbital sub kulit atom:
[Kr] 4d^10 5s^2 5p^3
Informasi Tambahan biar makin pintarr:
[Ar] menunjukkan bahwa unsur besi memiliki konfigurasi elektron sama dengan unsur argon.
[Kr] menunjukkan bahwa unsur antimon memiliki konfigurasi elektron sama dengan unsur kripton.
Sebagai contoh, konfigurasi elektron untuk unsur argon adalah 2 8 18, yang berarti bahwa unsur argon memiliki 2 elektron pada orbital 1s, 8 elektron pada orbital 2s dan 2p, dan 18 elektron pada orbital 3s, 3p, dan 3d.
Sedangkan konfigurasi elektron untuk unsur kripton adalah 2 8 18 8, yang berarti bahwa unsur kripton memiliki 2 elektron pada orbital 1s, 8 elektron pada orbital 2s dan 2p, dan 18 elektron pada orbital 3s, 3p, dan 3d, serta 8 elektron pada orbital 4s dan 4p.
Harap diperhatikan bahwa susunan elektron yang disajikan di atas hanya menunjukkan konfigurasi elektron pada kulit atom saja, dan tidak mencakup susunan elektron pada orbital sub kulit atom.
Jadikan Jawaban Terbaik
Setarakan reaksi kimia: a Ca (NO3)2 + b Ag3PO4 → C Ca3(PO4)2 + d AgNO3 Nilai a, b, c
dan d adalah...
Jawaban:
pinter banget sama temen ane yg lain yg lain yg
What is the mass of 6.0 dm³ of carbon dioxide gas, CO2, at standard temperature and pressure?
[1 mole of gas occupies 24 dm³ at standard room and pressure]
Jawaban:
The mass of 6.0 dm³ of carbon dioxide gas, CO2, at standard temperature and pressure is 0.25 moles, or 44.01 grams.
2.3 g of element X reacted completely with oxygen. The following equation represents the reaction/
4X(s) + O₂(g) → 2X₂O (s)
[Relative atomic mass: X = 23]
(a) Calculate the number of moles of element X.
(b) Calculate the maximum mass of X₂O formed.
Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama kita perlu mengetahui massa molar dari setiap senyawa yang terlibat dalam reaksi. Massa molar adalah massa suatu senyawa dalam gram yang setara dengan satu mol senyawa tersebut.
Dalam kasus ini, massa molar dari X adalah 23 gram/mol, massa molar O₂ adalah 32 gram/mol, dan massa molar X₂O adalah 69 gram/mol.
a. Untuk menghitung jumlah mol dari unsur X, kita perlu menggunakan persamaan reaksi yang diberikan. Persamaan reaksi menunjukkan bahwa untuk setiap 4 mol X yang terlibat dalam reaksi, akan dihasilkan 2 mol X₂O. Jadi, jumlah mol X yang terlibat dalam reaksi adalah sepersepuluh dari jumlah mol X₂O yang dihasilkan.
Kita tidak diberikan jumlah mol X₂O yang dihasilkan dalam pertanyaan, jadi kita tidak dapat langsung menghitung jumlah mol X yang terlibat dalam reaksi. Namun, kita dapat menggunakan informasi ini untuk menghitung jumlah mol X yang terlibat dalam reaksi jika kita diberikan jumlah massa X₂O yang dihasilkan.
b. Untuk menghitung massa maksimum X₂O yang dihasilkan, kita perlu menggunakan persamaan reaksi yang diberikan dan mengkonversi jumlah mol X₂O yang dihasilkan ke dalam massa dalam gram.
Misalnya, jika kita diberikan bahwa 2 gram X₂O dihasilkan dari reaksi, kita dapat menggunakan persamaan reaksi untuk menghitung jumlah mol X₂O yang dihasilkan, yaitu 2 gram / 69 gram/mol = 0.029 mol. Kemudian, kita dapat menggunakan persamaan reaksi lagi untuk menghitung jumlah mol X yang terlibat dalam reaksi, yaitu 0.029 mol / (2 mol X₂O / 4 mol X) = 0.014 mol. Jadi, massa maksimum X yang terlibat dalam reaksi adalah 0.014 mol X * 23 gram/mol = 0.322 gram.
Jadi, jawabannya adalah:
a. Jumlah mol X yang terlibat dalam reaksi adalah 0.014 mol.
b. Massa maksimum X₂O yang dihasilkan adalah 2 gram.