Jawaban:
135 N.
Penjelasan:
Diketahui:
q1= Muatan di Titik A
= +15 µC = +15×10−6 Coulomb.
q2= Muatan di Titik B
= +10 µC = +10×10−6 Coulomb
k = 9 x 109N m2/C2
r = 10 cm = 0,1 m
Ditanya: Besar Gaya Listrik (F) yang bekerja pada muatan
Jawab:
F = (9 x 109) (15 x 10-6 ) (10×10-6 ) / (0,1)2
F = 135 Newton
Untuk menentukan besar gaya Coulomb yang bekerja pada kedua muatan, kita dapat menggunakan persamaan Coulomb:
F = k * (Q1 * Q2) / r^2
di mana:
F adalah gaya Coulomb yang bekerja pada muatan Q1
k adalah konstanta Coulomb, yaitu 9 x 109 N m2/C2
Q1 dan Q2 adalah muatan listrik yang saling bertindak
r adalah jarak antara kedua muatan
Dengan menggunakan nilai yang diberikan dalam soal, kita dapat menghitung gaya Coulomb yang bekerja pada muatan A:
F = (9 x 109 N m2/C2) * (15 x 10-6 C * 10 x 10-6 C) / (1 m)^2
= 135 N
Dan gaya Coulomb yang bekerja pada muatan B:
F = (9 x 109 N m2/C2) * (15 x 10-6 C * 10 x 10-6 C) / (1 m)^2
= 90 N
Jadi, gaya Coulomb yang bekerja pada muatan A adalah 135 N, dan gaya Coulomb yang bekerja pada muatan B adalah 90 N.
Arus listrik sebesar 100 μA mengalir melalui sebuah penghantar. Banyaknya elektron yang mengalir dalam waktu 1 sekon adalah ....
Jawaban:
6,241 x 10^18 elektron
Penjelasan:
Untuk menghitung banyaknya elektron yang mengalir dalam waktu 1 sekon, kita perlu menggunakan rumus Q = I x t, di mana Q adalah kuantitas muatan, I adalah arus listrik, dan t adalah waktu.
Jika I = 100 μA = 0,0001 A dan t = 1 s, maka Q = I x t = 0,0001 A x 1 s = 0,0001 As.
Kuantitas muatan yang dihitung dengan rumus ini adalah satuan Coulomb (C). 1 Coulomb sama dengan 6,241 x 10^18 elektron. Jadi, banyaknya elektron yang mengalir dalam waktu 1 sekon adalah sekitar 6,241 x 10^18 elektron.
Sebagai tambahan, perlu dicatat bahwa arus listrik yang mengalir melalui suatu penghantar selalu bergerak dari kutub positif ke kutub negatif, sementara elektron selalu bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Jadi, meskipun arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, elektron yang mengalir sebenarnya bergerak dari kutub negatif ke kutub positif.
Sebuah roda diameternya d = 50cm berotasi pada sumbunya dengan kecepatan sudut awal (t = 0s) adalah 1000putaran/menit . Pada t = 5s kecepatan
sudut putaran menit 400 putaran/menit .
Ditanyakan :
a) Sudut dan percepatan sudut
b) Sesudah 5 detik, berapa waktu yang dibutuhkan lagi hingga roda berhenti
Jawaban:
kecepatan 450 putaran/menit
Penjelasan:
karena sudut dan percepatan sudut
Air mengalir melalui pipa A dengan kecepatan V1. Masuk kedalam pipa B dengan kecepatan V2 . Jika diketahui luas penampang pipa A=2 kali luas penampang pipa B berapakah hasil dari V1\V2
Jawaban:
Penjelasan:
Jika luas penampang pipa A adalah 2 kali luas penampang pipa B, maka perbandingan luas penampang kedua pipa adalah 2:1. Menurut Hukum Bernoulli, laju aliran fluida pada sebuah pipa sebanding dengan kebalikan dari luas penampangnya. Artinya, jika luas penampang pipa A adalah 2 kali luas penampang pipa B, maka kecepatan aliran fluida pada pipa A adalah setengah kecepatan aliran fluida pada pipa B. Jadi, V1:V2 = 1:2 atau V1 = V2/2.
Contoh: Jika kecepatan aliran fluida pada pipa A adalah 10 m/s, maka kecepatan aliran fluida pada pipa B adalah 20 m/s (V2 = 2V1 = 210 = 20).
Suatu logam yang volumenya 50cm³ mempunyai massa jenis 9,10³kg, m³ terdapat dalam air yang massa jenisnya 10³ berapa berat logam dalam air bila percepatan gravitasi g=10m, s-³?
-----
Untuk menghitung berat logam dalam air, kita perlu menggunakan rumus berat jenis:
B = m/V
Di mana B adalah berat jenis, m adalah massa, dan V adalah volume.
Untuk menghitung berat logam dalam air, kita perlu menggunakan rumus upthrust:
F = B * V * g
Di mana F adalah upthrust (atau gaya yang diberikan oleh air terhadap logam), B adalah berat jenis air, V adalah volume logam dalam air, dan g adalah percepatan gravitasi.
Jadi, untuk menghitung berat logam dalam air, kita perlu menghitung upthrust terlebih dahulu. Dengan menggunakan rumus di atas, kita dapat menghitung upthrust sebagai berikut:
F = 10 * 50 * 10 = 5000 N
Untuk menghitung berat logam dalam air, kita perlu menggunakan rumus gravitasi:
F = m * g
Di mana F adalah gaya gravitasi, m adalah massa, dan g adalah percepatan gravitasi.
Jadi, untuk menghitung berat logam dalam air, kita perlu menggunakan rumus di atas:
m = F/g = 5000/10 = 500 kg
Jadi, berat logam dalam air adalah 500 kg.
----
TERIMA KASIH SEMOGA MEMBANTU, TANDAI SEBAGAI JAWABAN TERBAIK
-----
Suatu logam yang volumenya 50cm³ mempunyai massa jenis 9,10³kg, m³ terdapat dalam air yang massa jenisnya 10³ berapa berat logam dalam air bila percepatan gravitasi g=10m, s-³?
Untuk menghitung berat logam dalam air, kita dapat menggunakan rumus:
berat = massa jenis x volume x percepatan gravitasi
Dalam kasus ini, massa jenis logam tersebut adalah 9,10³ kg/m³, volumenya adalah 50 cm³, dan percepatan gravitasi adalah 10 m/s². Karena volume logam dinyatakan dalam cm³, kita perlu mengkonversi volume tersebut ke m³ dengan menggunakan rumus:
1 m³ = 1.000.000 cm³
Jadi, volume logam dalam m³ adalah 50 cm³ / 1.000.000 cm³ = 0,00005 m³.
Sekarang kita dapat menggunakan rumus berat untuk menghitung berat logam tersebut dalam air:
berat = 9,10³ kg/m³ x 0,00005 m³ x 10 m/s² = 4,55 kg
Jadi, berat logam tersebut dalam air adalah 4,55 kg.
Jaehyun melakukan perjalanan luar angkasa menggunakan pesawat berkecepatan 0,8 c terhadap kerangka acuan bumi. setelah 3 tahun berlalu,sekiranya berapa jarak yang ditempuh oleh jaehyun menurut pengamatan Renjun di bumi?
Untuk menghitung jarak yang ditempuh oleh Jaehyun menurut pengamatan Renjun di Bumi, pertama-tama kita perlu menghitung kecepatan relatif Jaehyun terhadap Renjun di Bumi. Menurut Hukum Kekekalan Energi dan Momentum, kecepatan relatif seseorang terhadap orang lain adalah sama dengan kecepatan mereka terhadap kerangka acuan yang sama dikurangi dengan kecepatan orang lain terhadap kerangka acuan yang sama. Jadi, kecepatan relatif Jaehyun terhadap Renjun di Bumi adalah 0,8 c - 0 c = 0,8 c.
Sekarang kita tahu kecepatan relatif Jaehyun terhadap Renjun di Bumi, kita dapat menggunakan rumus kecepatan untuk menghitung jarak yang ditempuh Jaehyun dalam waktu 3 tahun. Rumus kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu dibagi dengan waktu yang ditempuh. Jadi, jarak yang ditempuh Jaehyun adalah (0,8 c) x (3 tahun) = 2,4 tahun c.
Namun, perlu diingat bahwa c adalah kecepatan cahaya, yang bernilai sekitar 299.792.458 meter per detik. Jadi, untuk menghitung jarak yang ditempuh Jaehyun dalam meter, kita perlu mengalikan 2,4 tahun c dengan jumlah meter per detik dalam sebuah tahun. Jumlah meter per detik dalam sebuah tahun dapat dihitung dengan mengalikan jumlah hari dalam sebuah tahun (365 hari) dengan jumlah jam dalam sehari (24 jam) dikalikan dengan jumlah menit dalam sejam (60 menit) dikalikan dengan jumlah detik dalam semenit (60 detik). Jadi, jumlah meter per detik dalam sebuah tahun adalah 365 hari/tahun x 24 jam/hari x 60 menit/jam x 60 detik/menit = 31.536.000 detik/tahun.
Jadi, jarak yang ditempuh Jaehyun dalam meter adalah 2,4 tahun c x (299.792.458 meter/detik) / (31.536.000 detik/tahun) = 8.639.873.325 meter.
Jadi, jarak yang ditempuh Jaehyun menurut pengamatan Renjun di Bumi adalah sekitar 8,6 juta meter.
Sebuah rangkaian dengan lima kapasitor masing masing dengan kapasitas 3 µf, 1 µf, 2 µf , 4 µf, 6 µf, dihubungkan secara paralel pada tegangan listrik 5 volt, tentukan energi listrik pada rangkaian tersebut ?
-----
Untuk menentukan energi listrik pada rangkaian kapasitor yang terhubung secara paralel, kita dapat menggunakan rumus:
E = 1/2 * C * V^2
di mana E adalah energi listrik pada rangkaian, C adalah kapasitansi total dari rangkaian, dan V adalah tegangan listrik yang diterapkan pada rangkaian.
Untuk menghitung kapasitansi total dari rangkaian kapasitor yang terhubung secara paralel, kita dapat menggunakan rumus:
1/Ctotal = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + ... + 1/Cn
di mana Ctotal adalah kapasitansi total dari rangkaian, dan Ci adalah kapasitas masing-masing kapasitor dalam rangkaian.
Dengan menggunakan rumus di atas, kita dapat menghitung kapasitansi total dari rangkaian kapasitor tersebut sebagai berikut:
1/Ctotal = 1/3 µf + 1/1 µf + 1/2 µf + 1/4 µf + 1/6 µf
= 3/3 µf + 1/1 µf + 2/2 µf + 4/4 µf + 6/6 µf
= 1 + 1 + 1 + 1 + 1
= 5
Ctotal = 1/5 = 0,2 µf
Sekarang kita dapat menghitung energi listrik pada rangkaian kapasitor tersebut dengan menggunakan rumus E = 1/2 * C * V^2:
E = 1/2 * 0,2 µf * 5 volt^2
E = 1/2 * 0,2 µf * 5 volt^2= 0,2 µf * 25 volt^2
E = 1/2 * 0,2 µf * 5 volt^2= 0,2 µf * 25 volt^2= 5 µf volt^2
Jadi, energi listrik pada rangkaian kapasitor tersebut adalah sebesar 5 µf volt^2.
Perlu diingat bahwa ini hanya estimasi kasar dan tidak mengikuti persamaan yang lebih lengkap. Untuk menghitung energi listrik dengan tepat, perlu diperhitungkan faktor-faktor lain seperti resistansi jalur listrik dan hambatan elektronik.
-----
TERIMA KASIH, SEMOGA MEMBANTU
-----
Sebanyak 50 kg es dengan suhu 0°C berbentuk balok didorong di atas lantai kasar yang juga bersuhu 0°C. Koefisien gesekan antara balok es dan lantai 0,4. Jika kalor lebur es 80 kal/g, setelah menempuh jarak 20 m, jumlah es yang mencair adalah
Jawaban:
Untuk menentukan jumlah es yang mencair setelah menempuh jarak 20 m, pertama-tama kita perlu menentukan usaha yang dilakukan pada es untuk menempuh jarak tersebut. Usaha yang dilakukan adalah gaya gesek yang bekerja pada es dikali jarak yang ditempuh. Jadi, usaha yang dilakukan adalah:
E = F * d = (0.4 * 50 kg * 9.8 m/s^2) * 20 m = 392 J
Kemudian, kita perlu menentukan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak E joule. Jumlah kalor yang dibutuhkan adalah:
Q = m * c * ΔT = 50 kg * 80 kal/g * ΔT
Di mana ΔT adalah perubahan suhu yang terjadi pada es. Karena es mencair pada suhu 0°C, maka perubahan suhu yang terjadi adalah ΔT = T - 0°C = T. Jadi, jumlah kalor yang dibutuhkan adalah:
Q = 50 kg * 80 kal/g * T
Kita dapat menyatukan kedua persamaan di atas untuk mendapatkan persamaan yang menyatakan T sebagai fungsi dari E:
Q = E
50 kg * 80 kal/g * T = 392 J
T = 392 J / (50 kg * 80 kal/g) = 0.98°C
Jadi, perubahan suhu yang terjadi pada es setelah menempuh jarak 20 m adalah 0.98°C. Jumlah es yang mencair dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
m = Q / (c * ΔT) = 392 J / (80 kal/g * 0.98°C) = 2.01 g
Jadi, sebanyak 2.01 gram es mencair setelah menempuh jarak 20 m.
Jawaban:
Es yang mencair/melebur = 12 gr
Penjelasan:
kalor lebur es L = 80 kal/g
g = 10 m/s²
Gaya gesek diantara balok dan lantai
f = μ.N = μ.m.g = 0,4.50.10 = 200 N
Usaha menempuh jarak x = 20m
W = f.x = 200.20 = 4000 joule
Usaha ini diubah menjadi kalor Q untuk melebur es.
Q = W = 4000 joule = 4000. 0,24 =960 kalori
Q = m.L
m= Q/L = 960/80 = 12 gram
Maaf kalau salah ya.
04. Suatu tabung yang terisi penuh oleh suatu zat can dengan p= 0,15 gr/cm³. Besar tekanan hidrostatika pada dasar tabung jika volume zat cair 1 liter dar luas dasar tabung 5 cm² adalah (A) 2000 N/m² (B) 3000 N/m²
(C) 4000 N/m²
(D) 5000 N/m²
(E) 6000 N/m²
kak tolong bantuin dong kak maaf kak udah buntu bgt soalnya
Jawaban:
Untuk menyelesaikan pertanyaan ini, kita bisa menggunakan rumus tekanan hidrostatika:
p = ρgh
Substitusikan nilai-nilai yang diketahui ke dalam rumus tersebut:
p = (0,15 gr/cm³) * 9,81 m/s² * (1 liter / 1000 cm³)
= 0,00147 gr/cm² * 9,81 m/s²
= 0,0143 N/m²
Kemudian, kita bisa mengalikan tekanan tersebut dengan luas dasar tabung untuk mencari besar tekanan hidrostatika pada dasar tabung:
p = 0,0143 N/m² * 5 cm²
= 0,0715 N
= 71,5 N
Jadi, besar tekanan hidrostatika pada dasar tabung adalah 71,5 N. Dari pilihan jawaban, pilihan yang paling mendekati nilai tersebut adalah (B) 3000 N/m². Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah (B).
Penjelasan:
kalau kurang tepat maaf ya
Tiga buah hambatan 20ohm dirangkai seperti pada gambar di samping!,Beda potensial di titik a dan b sebesar...
Jawaban:
lho kok gak ada gambarnya nih kak? :)
Jika hambatan R1 bernilai 4ohm R2 bernilai 6ohm amperemeter akan menunjukkan arus..
Jawaban:
2a
Penjelasan:
ya emg itu jwbnnya ppppppp
Di daerah yang ketinggiannya 200m dpl manometer raksa terbuka digunakan mengukur tekanan gas. Ketika kaki manometer dihubungkan ke tabung raksa naik 1 cm. Hitunglah tekanan gas dalam tabung!
Jawaban:
Untuk menyelesaikan pertanyaan ini, pertama-tama kita perlu menghitung tinggi kolom raksa yang diukur oleh manometer. Sebagaimana diketahui, 1 cm = 0,01 m, sehingga tinggi kolom raksa yang diukur adalah:
h = 1 cm * 0,01 m/cm
= 0,01 m
Kemudian, kita bisa menghitung tekanan gas dalam tabung dengan menggunakan rumus:
P = ρgh
Dimana:
P adalah tekanan (Pa)
ρ adalah massa jenis raksa (kg/m³)
g adalah percepatan gravitasi (m/s²)
h adalah tinggi kolom raksa (m)
Substitusikan nilai-nilai yang telah kita peroleh ke dalam rumus tersebut:
P = (13.6 * 10^3 kg/m³) * (9.8 m/s²) * (0.01 m)
= 13.28 Pa
Jadi, tekanan gas dalam tabung adalah 13.28 Pa.
Penjelasan:
semoga membantu
Kedalaman laut dapat ditentukan dengan pesawat radar. Jika tercatat selang waktu antara pancaran dan penerimaan gelombang radar 2 x 10^-6 sekon dan indeks bias air =4/3, maka kedalaman laut adalah .. *
Penjelasan:
Kedalaman laut = (2 x 10^-6 sekon x (3 x 10^8 m/s)) / (4/3) = 45 meter.
Amplitude maskimum medan listrik radiasi gelombang elektromagnetik suatu titik adalah 45 V/m, maka amplitude maskimum medan magnetiknya adalah
Penjelasan:
Amplitude maskimum medan magnetik adalah 0 V/m. Medan listrik dan medan magnetik adalah dua komponen yang berbeda dari gelombang elektromagnetik. Medan listrik adalah kuat medan listrik yang menyebar melalui ruang, sedangkan medan magnetik adalah kuat medan magnet yang menyebar melalui ruang.
Kedalaman laut dapat ditentukan dengan pesawat radar. Jika tercatat selang waktu antara pancaran dan penerimaan gelombang radar 2 x 10^-6 sekon dan indeks bias air =4/3, maka kedalaman laut adalah .. O 250 m O 225 m O200 m O 175 m *
Untuk menghitung kedalaman laut menggunakan radar, kita perlu menggunakan rumus kedalaman laut sederhana yaitu:
kedalaman (m) = (selang waktu x indeks bias air x kecepatan suara dalam air)/2
Di mana kecepatan suara dalam air adalah 1450 m/s.
Dengan menggunakan rumus tersebut, kita dapat menghitung kedalaman laut sebagai berikut:
kedalaman (m) = (2 x 10^-6 s x 4/3 x 1450 m/s)/2
kedalaman (m) = 200 m
Jadi, jawaban yang tepat adalah O 200 m.
Sebuah Piringan bermassa m = 10 kg, berjari R = 20 cm dengan momen inersia I = mR² menggelinding turun pada bidang miring AB dengan sudut kemiringan 37° dari keadaan diam di A pada ketinggian y = 500 m. Tentukan: (a) kecepatan piringan di B, dengan meluncur,
(b) kecepatan piringan di B, dengan menggelinding
Untuk menyelesaikan soal ini, kita perlu menggunakan hukum kekekalan energi mekanik. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah energi mekanik total sistem tidak berubah selama proses terjadi, jika tidak ada interaksi eksternal dengan sistem tersebut. Energi mekanik total terdiri dari energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep). Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena kecepatannya, sedangkan energi potensial merupakan energi yang dimiliki benda karena posisinya dalam medan gravitasi.
Energi mekanik total (E) pada titik A adalah:
E = Ek + Ep
Energi mekanik total (E) pada titik B adalah:
E = Ek + Ep
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik, kita dapat menuliskan:
E (A) = E (B)
Sekarang kita bisa menghitung energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) pada titik A dan B.
Energi kinetik (Ek) pada titik A adalah nol karena piringan berada dalam keadaan diam di titik A.
Energi potensial (Ep) pada titik A adalah:
Ep (A) = mgh
= 10 kg * 9.8 m/s² * 500 m
= 49000 J
Energi kinetik (Ek) pada titik B adalah:
Ek (B) = 1/2 * m * v²
= 1/2 * 10 kg * v²
Energi potensial (Ep) pada titik B adalah:
Ep (B) = mgh
= 10 kg * 9.8 m/s² * h
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik, kita dapat menuliskan:
49000 J = 1/2 * 10 kg * v² + 10 kg * 9.8 m/s² * h
Untuk mengetahui kecepatan piringan di titik B, kita perlu mengetahui tinggi h di titik B. Tinggi di titik B dapat dihitung dengan menggunakan trigonometri.
Dengan menggunakan teorema sinus, kita dapat menghitung tinggi h di titik B sebagai berikut:
h = y / sin (θ)
= 500 m / sin (37°)
= 866.58 m
Dengan menggunakan nilai h yang telah dihitung, kita dapat menghitung kecepatan piringan di titik B dengan menyelesaikan persamaan di atas.
Kecepatan piringan di titik B ad
Jika kamu ingin mengangkat tabung gas yg bermasa 3 kg dari lantai ke atas meja yang tingginya 1,2 meter berapakah energi potensial yang kamu butuhkan ( g = 9,8 m²
Untuk menghitung energi potensial, kamu bisa menggunakan rumus:
Energi potensial = massa x gravitasi x ketinggian
Jadi, untuk mengangkat tabung gas bermassa 3 kg dari lantai ke atas meja yang tingginya 1,2 meter, energi potensial yang diperlukan adalah:
Energi potensial = 3 kg x 9,8 m/s² x 1,2 m
= 35,28 Joule
Perlu diingat bahwa satuan yang digunakan untuk massa adalah kilogram (kg), gravitasi adalah meter per detik per detik (m/s²), dan ketinggian adalah meter (m). Energi potensial yang dihasilkan akan dalam satuan Joule (J).
tolong kasih jawaban ini jawaban brainliest!
Amplitude maskimum medan listrik radiasi gelombang elektromagnetik suatu titik adalah 45 V/m, maka amplitude maskimum medan magnetiknya adalah ……….
Amplitude maskimum medan magnetiknya adalah 15. 10⁻⁸ Vs/m². Bahwa besarnya perbandingan antara amplitudo medan listrik dengan amplitudo medan magnetik dari suatu gelombang elektromagnetik selalu sama dengan laju perambatan cahaya
dalam ruang hampa
Penjelasan dengan langkah-langkah
Diketahui
Em = 45 V/m
c = 3. 10⁸ m/s
Ditanyakan
Amplitude maskimum medan magnetiknya
Jawab
Hubungan antara amplitudo medan listrik (Em) dan amplitudo medan magnet (Bm) adalah:
Em ÷ Bm = c
dengan,
Em = amplitudo medan listrik
Bm = amplitudo medan magnet
c = 3. 10⁸ m/s
maka,
Em ÷ Bm = c
45 ÷ Bm = 3. 10⁸
Bm = 45 ÷ 3. 10⁸
Bm = 15. 10⁻⁸ Vs/m²
Pelajari lebih lanjut
Materi tentang amplitudo medan magnetnya brainly.co.id/tugas/6209775
#BelajarBersamaBrainly
#SPJ9
Agar volume tabung berkurang 10% dan suhu tetap. maka tekanan gas dalam tabung harus dinaikkan sebesar
Jawaban:
Untuk menurunkan volume gas sebesar 10%, tekanan gas harus dinaikkan sebesar 11,11%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus gaya hidrostatis: P1/T1 = P2/T2. Di mana P1 adalah tekanan awal, T1 adalah suhu awal, P2 adalah tekanan yang diinginkan, dan T2 adalah suhu yang diinginkan. Karena suhu tetap, maka T1 = T2. Dengan demikian, rumus tersebut menjadi: P1/T1 = P2/T1. Sebagai contoh, jika tekanan awal adalah 1 atm dan suhu awal adalah 273 K, maka tekanan yang harus dinaikkan sebesar 11,11% adalah: P2 = P1 x T1/T2 = 1 atm x 273 K/273 K = 1,1111 atm. Jadi, tekanan gas harus dinaikkan sebesar 11,11% atau sekitar 1,1111 atm.
Setetes nitrogen cair (massa 0,03 gram) dimasukkan dalam sebuah ruang yang volumenya 20 cm³. Hitung tekanan nitrogen dalam tabung jika suhu ruangan itu 20°C? (berat molekul nitrogen = 28 gr/mol dan R= 8,31 J/mol.K) (A) 1,0 x 105 N/m² (B) 1,3 x 105 N/m² (C) 2,1 x 105 N/m² (D) 2,8 x 105 N/m² (E) 3,2 x 105 N/m²
Jawaban:
(E) 3,2 x 105 N/m²
Penjelasan:
Untuk menghitung tekanan nitrogen dalam tabung, Anda perlu menggunakan persamaan gas ideal. Persamaan gas ideal adalah:
PV = nRT
di mana:
P adalah tekanan gas
V adalah volume gas
n adalah jumlah mol gas
R adalah konstanta gas
T adalah suhu gas dalam kelvin
Untuk menghitung tekanan nitrogen, Anda perlu mengetahui jumlah mol nitrogen yang ada dalam tabung. Anda dapat menghitung jumlah mol nitrogen dengan menggunakan persamaan:
n = m/M
di mana:
m adalah massa nitrogen dalam gram
M adalah berat molekul nitrogen dalam gram/mol
Sebagai contoh, jumlah mol nitrogen dalam tabung adalah:
n = 0,03 g / 28 g/mol = 1,06 x 10^-3 mol
Setelah Anda mengetahui jumlah mol nitrogen, Anda dapat menghitung tekanan nitrogen dengan menggunakan persamaan gas ideal:
P = (nRT) / V
Sebagai contoh, tekanan nitrogen dalam tabung adalah:
P = (1,06 x 10^-3 mol * 8,31 J/mol.K * 293 K) / (20 cm^3 * 10^-6 m^3/cm^3)
= 3,2 x 105 N/m²
Jadi, jawabannya adalah (E) 3,2 x 105 N/m².