Jawaban:
Laporan keuangan sektor publik adalah laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah atau entitas publik yang menunjukkan posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan serta arus kas dari entitas tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik kualitatif laporan keuangan sektor publik:
Transparansi: Laporan keuangan sektor publik harus memberikan informasi yang cukup dan jelas mengenai posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan serta arus kas entitas tersebut.
Relevansi: Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sektor publik harus relevan dan bermanfaat bagi pemakai laporan, seperti pemerintah, parlemen, masyarakat, dan stakeholders lainnya.
Objektivitas: Laporan keuangan sektor publik harus diakui secara objektif dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Komparabilitas: Laporan keuangan sektor publik harus memungkinkan untuk dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan entitas lain dalam sektor yang sama.
Akuntabilitas: Laporan keuangan sektor publik harus menyajikan informasi yang akuntabel, yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jelaskan perbedaan laporan keuangan sektor publik dengan laporan keuangan sektor swasta?
Jawaban:
Laporan keuangan sektor publik dan sektor swasta memiliki beberapa perbedaan dasar yang perlu diperhatikan.
Tujuan: Laporan keuangan sektor publik dibuat untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keuangan pemerintah, sementara laporan keuangan sektor swasta dibuat untuk memberikan informasi kepada pemegang saham tentang keuangan perusahaan.
Entitas yang mengeluarkan: Laporan keuangan sektor publik dikeluarkan oleh pemerintah dan entitas publik lainnya, seperti badan usaha milik negara (BUMN), badan layanan umum (BLU), dan lembaga keuangan milik negara (LKMN). Sementara itu, laporan keuangan sektor swasta dikeluarkan oleh perusahaan swasta, seperti perusahaan terbuka maupun perusahaan tertutup.
Standar akuntansi: Laporan keuangan sektor publik harus memenuhi standar akuntansi yang ditetapkan oleh International Public Sector Accounting Standards (IPSAS), sedangkan laporan keuangan sektor swasta harus memenuhi standar akuntansi yang ditetapkan oleh International Financial Reporting Standards (IFRS).
Komponen laporan keuangan: Laporan keuangan sektor publik terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas. Sementara itu, laporan keuangan sektor swasta terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Penyajian informasi: Laporan keuangan sektor publik harus menyajikan informasi secara komprehensif dan transparan, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Sedangkan laporan keuangan sektor swasta biasanya lebih fokus pada menyajikan informasi yang relevan bagi pemegang saham dalam mengambil keputusan investasi.
Perusahaan Bintang Sekawan dapat menjual barang sebesar Rp. 260.000.000 pada tahun 2000. Persediaan awal dan akhir tahun nampak sebagai berikut : 1 Januari 31 Desember Bahan Mentah Rp – Rp – Barang Dalam Proses Rp. 20.000.000 Rp. 18.600.000 Barang Jadi Rp. 13.200.000 Rp. 16.000.000 Biaya Produksi selama tahun 2000, sbb: Bahan Langsung Rp. 68.800.000 Upah Langsung Rp. 77.800.000 Biaya Overhead Variabel Rp. 54.400.000 Biaya Overhead Tetap Rp. 30.000.000 Biaya Pemasaran Rp. 9.600.000 (Biaya Pemasaran Tetap Rp. 3.000.000 sisanya variable) Biaya administrasi dan umum Rp. 12.800.000 (Biaya admin dan umum Variabel Rp.8.800.000, sisanya tetap) Dengan Menggunakan data tersebut, susunlah : a) Laporan Harga Pokok Produksi , Harga Pokok Penjualan Dan Laporan Laba/Rugi menggunakan pendekatan full costing b) Laporan Harga Pokok Produksi , Harga Pokok Penjualan Dan Laporan Laba/Rugi menggunakan pendekatan variabel costing
belajar sendiri biar masuk otak
120000.00 biar masuk
SOAL 7-5 Berikut ini infromasi yang diambil dari neraca lajur UD Sinar Surya tanggal 31 Desember 2010: Nama Akun Kas Piutang Usaha Persediaan Barang Dagangan Perlengkapan Peralatan Kantor Akumulasi Depresiasi Utang Usaha Utang Gaji Pendapatan Diterima di Muka Utang Wesel Jk. Panjang Modal, Ny Ratna Prive, Ny Ratna Penjualan Retur Penjualan Beban Pokok Penjualan Beban Penjualan Beban Umum Beban Bunga Neraca Saldo Diminta: Debit 73.000,00 43.600,00 515.300,00 107.000,00 794.500,00 350.000,00 31.000.00 637.000,00 406.000,00 Kredit 298.000,00 138.000,00 37.800,00 100.000,00 783.600,00 1.820.000,00 Penyesuaian Debit a>18.000,00 d>26.000,00 Kredit b>76.400,00 b>76.400,00 e> 8.000,00 c>99.000,00 099.000.00 e> 8.000,00 a>18.000,00 d>26.000,00 210.000,00 10.000,00 3.177.400.00 3.177.400,00 227.400,00 227,400,00 Persediaan barang dagangan yang ada pada tanggal 31 Desember 2010 berjumlah Rp500.800,00. Tanpa membuat neraca lajur, susunlah laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010, dan neraca per 31 Desember 2010.
Jawaban:
Berikut ini adalah laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal serta neraca per 31 Desember 2010 yang dapat dibuat berdasarkan informasi yang diberikan:
Laporan Laba-Rugi
Penjualan 1.820.000,00
Retur penjualan -298.000,00
Beban pokok penjualan -210.000,00
Beban penjualan -227.400,00
Beban umum -10.000,00
Beban bunga 0,00
Laba sebelum pajak 675.600,00
Pajak penghasilan 0,00
Laba bersih 675.600,00
Laporan Perubahan Modal
Modal awal 0,00
Laba bersih 675.600,00
Modal akhir 675.600,00
Neraca per 31 Desember 2010
Aktiva
Kas 73.000,00
Piutang usaha 43.600,00
Persediaan barang dagangan 500.800,00
Perlengkapan 107.000,00
Peralatan kantor 794.500,00
Akumulasi depresiasi -350.000,00
Jumlah aktiva 2.167.900,00
Passiva
Modal 675.600,00
Utang usaha 637.000,00
Utang gaji 406.000,00
Utang wesel 18.000,00
Jumlah passiva 2.167.900,00
Penjelasan:
semoga membantu
1. PT Stemba Komoditi adalah perusahaan importir bawang putih curah dari Tiongkok, selama periode 2014 perusahaan telah mengimpor 100 ton bawang putih dengan harga Rp2.250 per kg, biaya angkut Rp3.500.000, ongkos kuli Rp500.000 & biaya sortir Rp2.500.000. Setelah disortir diperoleh bawang putih kualitas A sebanyak 40 ton, kualitas B 40 ton & kualitas C sebanyak 20 ton. Harga jual bawang putih kualitas A ditetapkan sebesar Rp3.500 per kg, bawang putih kualitas B sebesar Rp3.250 per kg & bawang putih kualitas C sebesar Rp2.950 per kg. Untuk bawang putih kualitas A telah terjual sebanyak 30 ton, kualitas B telah terjual sebanyak 25 ton & kualitas C telah terjual sebanyak 15 ton. Dari data-data tersebut di atas, maka tentukan: a. Harga perolehan yang melekat pada persediaan akhir per 31 Desember 2014, b. Harga Pokok Penjualan c. Laba/ rugi kotor periode 2014.
Penjelasan:
Untuk menentukan harga perolehan yang melekat pada persediaan akhir per 31 Desember 2014, pertama-tama kita harus menghitung total biaya yang dikeluarkan untuk mengimpor bawang putih tersebut. Total biaya tersebut terdiri dari biaya angkut sebesar Rp3.500.000, ongkos kuli sebesar Rp500.000, dan biaya sortir sebesar Rp2.500.000. Jika ditambahkan, maka total biaya yang dikeluarkan adalah Rp6.500.000.
Kemudian, kita harus menghitung jumlah bawang putih yang tersisa di persediaan akhir tahun. Jumlah bawang putih yang tersisa adalah jumlah bawang putih yang belum terjual dari masing-masing kualitas. Jumlah bawang putih yang belum terjual dari kualitas A adalah 40 ton - 30 ton = 10 ton, dari kualitas B adalah 40 ton - 25 ton = 15 ton, dan dari kualitas C adalah 20 ton - 15 ton = 5 ton. Jika dijumlahkan, maka jumlah bawang putih yang tersisa di persediaan akhir tahun adalah 10 ton + 15 ton + 5 ton = 30 ton.
Sekarang kita dapat menghitung harga perolehan yang melekat pada persediaan akhir tahun dengan mengalikan total biaya yang dikeluarkan dengan jumlah bawang putih yang tersisa di persediaan akhir tahun, yaitu Rp6.500.000 / 30 ton = Rp216.666,67 per kg.
Untuk menentukan harga pokok penjualan, kita harus menghitung total biaya yang dikeluarkan untuk menjual bawang putih dari masing-masing kualitas. Total biaya yang dikeluarkan untuk menjual bawang putih kualitas A adalah Rp3.500 per kg x 30 ton = Rp105.000.000, untuk kualitas B adalah Rp3.250 per kg x 25 ton = Rp81.250.000, dan untuk kualitas C adalah Rp2.950 per kg x 15 ton = Rp44.250.000. Jika ditambahkan, maka total biaya yang dikeluarkan untuk menjual bawang putih adalah Rp105.000.000 + Rp81.250.000 + Rp44.250.000 = Rp230.500.000.
Sekarang kita dapat menghitung laba kotor periode 2014 dengan mengurangi total biaya yang dikeluarkan untuk menjual bawang putih dari total penjualan bawang putih. Total penjualan bawang putih adalah Rp3.500 per kg x 30 ton = Rp105.000.000 untuk kualitas A, Rp3.250 per kg x 25 ton = Rp81.250.000 untuk kualitas B, dan Rp2.950 per kg x 15 ton = Rp44.250.000 untuk kualitas C. Jika ditambahkan, maka total penjualan bawang putih adalah Rp105.000.000 + Rp81.250.000 + Rp44.250.000 = Rp230.500.000.
Oleh karena itu, laba kotor periode 2014 adalah Rp230.500.000 - Rp230.500.000 = Rp0.
Untuk menentukan rugi kotor periode 2014, kita harus mengurangi total biaya yang dikeluarkan untuk menjual bawang putih dari total biaya yang dikeluarkan untuk mengimpor bawang putih. Total biaya yang dikeluarkan untuk mengimpor bawang putih adalah Rp6.500.000, sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk menjual bawang putih adalah Rp230.500.000. Jadi, rugi kotor periode 2014 adalah Rp230.500.000 - Rp6.500.000 = Rp224.000.000.
Jadi, hasil akhirnya adalah:
a. Harga perolehan yang melekat pada persediaan akhir per 31 Desember 2014 adalah Rp216.666,67 per kg.
b. Harga Pokok Penjualan adalah Rp230.500.000.
c. Laba kotor periode 2014 adalah Rp0.
d. Rugi kotor periode 2014 adalah Rp224.000.000.
Bank Syariah Baitul Muawanah menyetujui transaksi penyewaan Tower Telkomsel untuk daerah Jakarta dan sekitarnya sebanyak 10
unit dengan opsi pengalihan kepemilikan dilakukan setelah masa sewa
berakhir untuk jangka waktu sewa 5 tahun.. Harga sewa masingmasing unit sebesar Rp. 12.500.000,-- setiap bulan dan pembayaran
dilakukan secara bulanan. Untuk keperluan tesebut Bank Syariah Baitul
Muawanah melakukan kontrak pembangunan Tower kepada PT
SERBA USAHA sesuai spesifikasi yang disepakati, dengan harag
kontrak sebesar Rp.600.000.000,-- per unit, dengan pembayaran
dilakukan sekaligus pada saat akad ditanda tangani. Jangka waktu
pembangunan Tower selama sebulan setelah akad ditanda tangani.
Untuk pemeliharaan tower tersebut Bank Syariah Baitul Muawanah
mengeluarkan biaya pemeliharaan setiap bln sebesar Rp5 juta per unit.
Pertanyaan
1. Gambarkan alur transaksi tersebut diatas
2. Buatlah perhitungan dan jurnal:
a. penerimaan harga sewa
b. pembayaran kontrak pembangunan tower kepada PT
SERBA USAHA
c. penerimaan tower dari PT SERBA USAHA
d. beban pemeliharaan tower
e. beban penyusutan tower
3. Buatlah penyajian atas transaksi tersebut
Jawaban:
________________&_______
Bank Syariah melakkukan saksi ijarah dengan data sebagai berikut : Jenis barang yang disewa : Toyota Kijang SSX, Th 1990,
BPKB No.012345, atas nama
Karyo
Harga barang perolehan : Rp. 120.000.000,--
Uang muka sewa : Rp. 12.000.000,--
Total pembayaran sewa : Rp. 157.981.360,--
Nilai sisa / residual value : Rp. 12.000.000,--
Harga sewa per bulan : Rp. 4.170.896,-- / bulan
Jangka waktu sewa : 36 bulan (3 tahun)
Waktu pembelian barang : Bulan ke 36
Biaya administrasi : Rp. 300.000,--
Pengikatan : Notariil
Pertanyaan :
Buat perhitungan dan jurnal atas transaksi sebagai berikut:
a. masa penyusutan sama dengan masa sewa
b. masa penyusutan tidak sama dengan masa sewa
Untuk membuat perhitungan dan jurnal atas transaksi sewa ijarah di Bank Syariah, pertama-tama kita perlu mengetahui definisi dari sewa ijarah.
Sewa ijarah adalah suatu akad di mana bank menyewakan suatu barang kepada seorang peminjam dengan pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya, serta dengan syarat bahwa peminjam harus membayar sejumlah uang muka sebagai tanda jadi. Pada akhir masa sewa, peminjam memiliki pilihan untuk membeli barang tersebut dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya (nilai sisa atau residual value).
Berdasarkan informasi yang telah diberikan, kita dapat menentukan perhitungan dan jurnal transaksi sewa ijarah sebagai berikut:
a. Masa penyusutan sama dengan masa sewa
Perhitungan:
Nilai penyusutan per bulan = (Harga perolehan - Nilai sisa) / Masa sewa (dalam bulan)
= (Rp 120.000.000 - Rp 12.000.000) / 36 bulan
= Rp 3.000.000, - per bulan
Jurnal:
Pada saat transaksi sewa ijarah, Bank Syariah akan mencatat jurnal sebagai berikut:
Debit: Penerimaan Sewa (akun pendapatan) sebesar Rp 4.170.896, -
Credit: Barang yang disewakan (akun aset) sebesar Rp 120.000.000, -
Credit: Uang muka sewa (akun kas) sebesar Rp 12.000.000, -
Credit: Biaya administrasi (akun biaya) sebesar Rp 300.000, -
Setiap bulannya, Bank Syariah akan mencatat jurnal penyusutan barang yang disewakan sebagai berikut:
Debit: Penyusutan barang yang disewakan (akun beban) sebesar Rp 3.000.000, -
Credit: Barang yang disewakan (akun aset) sebesar Rp 3.000.000, -
b. Masa penyusutan tidak sama dengan masa sewa
Perhitungan: Nilai penyusutan per bulan = (Harga perolehan - Nilai sisa) / Masa penyusutan (dalam bulan)
Jurnal:
Pada saat transaksi sewa ijarah, Bank Syariah akan mencatat jurnal yang sama dengan jurnal pada masa penyusutan sama dengan masa sewa, yaitu:
Debit: Penerimaan Sewa (akun pendapatan) sebesar Rp 4.170.896, -
Credit: Barang yang disewakan (akun aset) setiap bulannya, Bank Syariah akan mencatat jurnal penyusutan barang yang disewakan sebagai berikut:
Debit: Penyusutan barang yang disewakan (akun beban) sebesar Nilai penyusutan per bulan yang telah ditentukan
Credit: Barang yang disewakan (akun aset) sebesar Nilai penyusutan per bulan yang telah ditentukan
Perlu diingat bahwa perhitungan dan jurnal tersebut hanya merupakan contoh, dan dapat berbeda sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku di Bank Syariah tersebut.
Sebagai tambahan, perlu diperhatikan juga bahwa sewa ijarah merupakan salah satu jenis transaksi yang diakui dalam prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, Bank Syariah harus memastikan bahwa transaksi sewa ijarah yang dilakukannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti tidak mengandung unsur riba (bunga) dan tidak melakukan aktivitas yang diharamkan oleh agama.
Bank Syariah Amanah menyewa sebuah Kios dari Pak Haji Zainudin untuk jangka waktu satu tahun sebesar Rp. 12.000.000,-- Pak Karto
pedagang buah-buahan membutuhkan kios tersebut dan setelah
dilakukan perundingan, Pak Karto sepakat untuk membayar sewa Kios
tersebut sebesar Rp. 1.500.000,- setiap bulan. Beban yang dikeluarkan
oleh Bank Syariah Amanah atas kios tersebut berupa pembayaran
listrik, pembayaran beban kebersihan dan sebagainya sebesar Rp.
25.000,-- per bulan.
Diminta :
Buatlah perhitungan dan jurnal sehubungan dengan transaksi tersebut
Jawaban:
!
Perhitungan :
Sewa Kios : Rp. 12.000.000,-
Beban : Rp. 25.000,- per bulan
Total Pendapatan : Rp. 1.500.000,- per bulan
Total Pendapatan (1 tahun) : Rp. 18.000.000,-
Total Beban (1 tahun) : Rp. 300.000,-
Total Keuntungan : Rp. 17.700.000,-
Jurnal :
Debit :
Kas (Rp. 12.000.000,-)
Kewajiban Sewa Kios (Rp. 12.000.000,-)
Kredit :
Pendapatan Sewa Kios (Rp. 18.000.000,-)
Beban (Rp. 300.000,-)
pada tgl 16 november 2020 perusahaan menerbitkan wesel sebagai konversi hutang yg telah jatuh tempo nilai nominal wesel rp 200000000 bunga 6% pertahun dengan jangka waktu 120 hari tanggal jatuh tempo untuk mencatat pembayaran bunga dan pelunasan wesel bayar.
Jawaban:
Jika perusahaan menerbitkan wesel dengan nilai nominal Rp 2.000.000,00 pada tanggal 16 November 2020 dengan bunga 6% pertahun dan jangka waktu 120 hari, maka tanggal jatuh tempo untuk pembayaran bunga dan pelunasan wesel adalah 16 November 2020 + 120 hari = 16 Maret 2021.
Jika perusahaan membayar wesel pada tanggal jatuh tempo tersebut, maka perusahaan harus membayar bunga sebesar Rp 2.000.000,00 x 6% x (120/360) = Rp 200.000,00 serta pelunasan wesel sebesar Rp 2.000.000,00 + Rp 200.000,00 = Rp 2.200.000,00.
Note: maaf jika terdapat kesalahan dalam perhitungan ataupun model penyelesaiannya.
Pada tgl 16 november 2020 perusahaan menerbitkan wesel sebagai konversi hutang yg telah jatuh tempo nilai nominal wesel rp 200000000 bunga 6% pertahun dengan jangka waktu 120 Buatlah ayat jurnal yg diperlukan dengan wesel bayar tersebut diatas pada tgl a.16 november 2020 untuk mencatat penerbitan wesel
B. 31 desember 2020 untuk mencatat bunga yg masih harus dibayar penyesuaian c. Tgl jatuh tempo untuk mencatat pembayaran bunga dan pelunasan wesel bayar.
Jawaban:
A. 16 November 2020 : Hutang Bank Rp 200.000.000,-
B. 31 Desember 2020 : Bunga Bank Rp 12.000.000,-
C. 16 Mei 2021 : Hutang Bank Rp 200.000.000,- dan Bunga Bank Rp 12.000.000,-
pada tgl 16 november 2020 perusahaan menerbitkan wesel sebagai konversi hutang yg telah jatuh tempo nilai nominal wesel rp 200000000 bunga 6% pertahun dengan jangka waktu 120 hari hitunglah nilai jatuh tempo wesel
Jawaban:
nilai wesel jatuh tempo 204000000
Penjelasan:
pada tgl 16 november 2020 perusahaan menerbitkan wesel sebagai konversi hutang yg telah jatuh tempo nilai nominal wesel rp 200000000 bunga 6% pertahun dengan jangka waktu 120 hari tentukan tgl jatuh tempo wesel
Jawaban:
Tanggal jatuh tempo wesel adalah 16 Maret 2021
Anda menabung di suatu bank sebesar Rp 10.000.000,- dan dalam jangka waktu 10 tahun tabungan anda menjadi Rp 20.000.000,-. Berapa suku bunga yang ditawarkan bank atas tabungan anda?
Jawaban:
10℅ pertahun
Penjelasan:
jadi suku bunga pertahunnya 10℅
*teka teki
selalu diam di pojok tapi selalu keliling dunia
*petunjuk
P _ _ _ _ _ _
Jawaban:
Perangko. Benda mati yang keliling dunia
Anggap anda meminjam uang di bank sebesar Rp 10.000.000. Anda merencanakan membayar pinjaman beserta bunganya dengan jalan mengangsur setiap akhir tahun
dalam jumlah yang sama selama lima tahun. Suku bunga pinjaman sebesar 14%
pertahun. Berapa besar angsuran yang harus dibayar setiap tahun?
Jawaban:
Jadi, jumlah angsuran yang harus dibayar setiap tahun adalah Rp 2.140.000.
Penjelasan:
Untuk menghitung jumlah angsuran yang harus dibayar setiap tahun, pertama-tama kita perlu menghitung total bunga yang akan dibayar selama lima tahun. Untuk menghitung total bunga yang akan dibayar, kita dapat menggunakan rumus:
total bunga = jumlah pinjaman x suku bunga x jangka waktu pinjaman (dalam tahun)
Dengan menggunakan rumus tersebut, total bunga yang harus dibayar adalah:
total bunga = 10.000.000 x 14/100 x 5 tahun = 700.000
Total jumlah yang harus dibayar selama lima tahun adalah jumlah pinjaman ditambah total bunga yang harus dibayar, yaitu 10.000.000 + 700.000 = 10.700.000
Untuk menghitung jumlah angsuran yang harus dibayar setiap tahun, kita dapat menggunakan rumus:
angsuran per tahun = total yang harus dibayar / jangka waktu pinjaman (dalam tahun)
Dengan menggunakan rumus tersebut, jumlah angsuran yang harus dibayar setiap tahun adalah:
angsuran per tahun = 10.700.000 / 5 tahun = 2.140.000
Note: maaf jika terdapat kesalahan dalam perhitungan ataupun model penyelesaiannya,
Neraca kredit perusahaan lebih kuat dapat dilihat adanya pinjaman obligasi 8% sebesar 1200.000.saham preferen sebesar 1500 lembar dengan deviden sebesar 50 / lembar saham. serta 4000 lembar saham biasa yang beredar. tingkat pajak yang berlaku 40%. hitunglah pendapatan perlembar saham biasa atau eps untuk masing-masing tingkat ebit dibawah ini a. 368.000
b. 400.000
c. 435.000
Penjelasan:
Untuk menghitung pendapatan per lembar saham biasa (EPS) dari perusahaan tersebut, kita perlu mengetahui beberapa informasi seperti EBIT (earnings before interest and taxes) yang merupakan laba sebelum pajak dan bunga, jumlah lembar saham biasa yang beredar, dan tingkat pajak yang berlaku.
Dengan informasi yang diberikan, kita dapat menghitung EPS dengan rumus sebagai berikut:
EPS = (EBIT - bunga obligasi - deviden preferen) / jumlah lembar saham biasa
Kita perlu menghitung jumlah bunga obligasi terlebih dahulu dengan menggunakan rumus bunga obligasi = jumlah pinjaman obligasi x tingkat bunga. Jadi, jumlah bunga obligasi adalah 1200.000 x 8% = 96.000.
Untuk menghitung deviden preferen, kita perlu menggunakan rumus deviden preferen = jumlah lembar saham preferen x deviden per lembar saham. Jadi, deviden preferen adalah 1500 x 50 = 75.000.
Dengan menggunakan rumus di atas, kita dapat menghitung EPS untuk masing-masing tingkat EBIT sebagai berikut:
a. EBIT = 368.000
EPS = (368.000 - 96.000 - 75.000) / 4000 = 7,45
b. EBIT = 400.000
EPS = (400.000 - 96.000 - 75.000) / 4000 = 8,50
c. EBIT = 435.000
EPS = (435.000 - 96.000 - 75.000) / 4000 = 9,63
Catatan: EPS dihitung dengan asumsi bahwa tingkat pajak yang berlaku adalah 40%. Jika tingkat pajak berbeda, maka hasil perhitungan EPS juga akan berbeda.
Note: maaf jika terdapat kesalahan dalam perhitungan ataupun model penyelesaiannya,
Permainan teka teki
uang kalau dilempar jadi apa?
*petunjuk
J_ _I R_ _ _ _ _N
Jawaban:jawaban nya jadi rebutan
Jawaban:
Jadi rebutan
Penjelasan:
uang adalah kertas yang digunakan oleh manusia untuk bertransaksi dengan manusia lain nya dan uang di gunakan agar dapat membeli segala macam kebutuhan dan keperluan untuk bertahan hidup bagi manusia
9. Penerapan Total Quality Management (TQM) menghendak adanya perubahan budaya. Menurut Oakland (1994) salah satu perubahan budaya tersebut antara lain, fokus dari orientasi internal ke orientasi eksternal. Adapun arti dari pernyataan tersebut adalah...... A. Dari system produksi Pull system ke Push System B. Dari aktivitas inspeksi ke aktivitas pencegahan C. Dari system produksi Push system ke Pull system D. Menghilangkan waste (pemborosan)
Pernyataan Oakland (1994) yang menyatakan bahwa salah satu perubahan budaya yang diinginkan dari penerapan Total Quality Management (TQM) adalah perubahan orientasi dari internal ke eksternal, artinya bahwa perusahaan harus lebih fokus pada kepuasan pelanggan daripada hanya memperhatikan proses internal perusahaan.
Jadi, jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut adalah pilihan B, yaitu "Dari aktivitas inspeksi ke aktivitas pencegahan." Penerapan TQM menghendaki perusahaan untuk lebih fokus pada pencegahan terjadinya masalah daripada hanya menginspeksi setelah masalah terjadi. Ini merupakan bagian dari perubahan orientasi dari internal ke eksternal, karena dengan lebih fokus pada pencegahan, perusahaan dapat lebih memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Haryono karyawan tidak tetap pada PT Libra menerima upah harian. Pada bulan Mei 2018 Haryono bekerja selama 24 hari dengan upah harian Rp 350.000,-. Haryono status kawin, tanpa anak, tanpa tanggungan. Hitung PPh pasal 21 Haryono untuk tahun 2018. tlong di jwb
Penjelasan:
Untuk menghitung PPh pasal 21 Haryono untuk tahun 2018, pertama-tama Anda perlu mengetahui tarif PPh pasal 21 yang berlaku pada tahun tersebut. Pada tahun 2018, tarif PPh pasal 21 untuk orang yang tidak memiliki tanggungan (seperti Haryono) adalah 5% untuk gaji hingga Rp. 50.000.000 per tahun.
Setelah mengetahui tarif PPh pasal 21 yang berlaku, selanjutnya Anda dapat menghitung PPh pasal 21 Haryono dengan mengalikan jumlah gaji Haryono dengan tarif PPh pasal 21 tersebut. Karena Haryono bekerja selama 24 hari dengan upah harian Rp. 350.000,-, maka total gaji Haryono untuk bulan Mei 2018 adalah 24 x Rp. 350.000,- = Rp. 8.400.000,-.
Setelah mengetahui total gaji Haryono untuk bulan Mei 2018, selanjutnya Anda dapat menghitung PPh pasal 21 Haryono dengan mengalikan total gaji tersebut dengan tarif PPh pasal 21 yang berlaku, yaitu 5%. Dengan demikian, PPh pasal 21 Haryono untuk bulan Mei 2018 adalah Rp. 8.400.000,- x 5% = Rp. 420.000,-.
Sebagai catatan, tarif PPh pasal 21 dapat berubah setiap tahun. Jadi pastikan untuk menggunakan tarif PPh pasal 21 yang sesuai dengan tahun yang bersangkutan saat menghitung PPh pasal 21.
Berikut akan disajikan beberapa jenis akun … 1) Pendapatan jasa
2) Pendapatan diterima dimuka
3) Akumulasi penyusutan perlengkapan
4) Beban sewa
5) Prive
6) Perlengkapan
Berdasarkan jenis akun di atas, akun yang harus ditutup di jurnal penutup adalah …
Akun-akun yang harus ditutup di jurnal penutup adalah
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun laporan laba rugi dan akun prive yang ada pada perubahan ekuitas. Untuk membuat ayat jurnal penutup, maka diperlukan satu akun tambahan yaitu ikhtisar laba rugi. Akun ikhtisar laba rugi digunakan untuk mengikhtisarkan data yang terdapat dalam akun-akun pendataan dan beban.
Pelajari Lebih LanjutPada tanggal 4 Februari UD Finda membeli barang dagangan pada PT Sejati secara kredit sebesar Rp3.500.000,00. Setelah sampai di gudang UD Finda, ternyata terdapat barang yang tidak sesuai dengan pesanan senilai Rp500.000,00 dan dikembalikan kepada PT Sejati. Akun pada PT Sejati yang berkurang adalah .... a. Piutang
b. Utang
c. kas
d. Modal pemilik
e. pendapatan
Jawaban:
Jawabannya adalah a. Piutang.
Penjelasan:
UD Finda membeli barang dagangan dari PT Sejati dengan cara kredit, artinya UD Finda belum melakukan pembayaran saat itu. PT Sejati yang memiliki barang dagangan yang dibeli oleh UD Finda akan mencatat UD Finda sebagai piutang. Saat UD Finda mengembalikan barang dagangan yang tidak sesuai dengan pesanan senilai Rp500.000,00, maka piutang yang dimiliki PT Sejati terhadap UD Finda akan berkurang sebesar Rp500.000,00.