Penjelasan:
Kedalaman laut = (2 x 10^-6 sekon x (3 x 10^8 m/s)) / (4/3) = 45 meter.
Amplitude maskimum medan listrik radiasi gelombang elektromagnetik suatu titik adalah 45 V/m, maka amplitude maskimum medan magnetiknya adalah
Penjelasan:
Amplitude maskimum medan magnetik adalah 0 V/m. Medan listrik dan medan magnetik adalah dua komponen yang berbeda dari gelombang elektromagnetik. Medan listrik adalah kuat medan listrik yang menyebar melalui ruang, sedangkan medan magnetik adalah kuat medan magnet yang menyebar melalui ruang.
Kedalaman laut dapat ditentukan dengan pesawat radar. Jika tercatat selang waktu antara pancaran dan penerimaan gelombang radar 2 x 10^-6 sekon dan indeks bias air =4/3, maka kedalaman laut adalah .. O 250 m O 225 m O200 m O 175 m *
Untuk menghitung kedalaman laut menggunakan radar, kita perlu menggunakan rumus kedalaman laut sederhana yaitu:
kedalaman (m) = (selang waktu x indeks bias air x kecepatan suara dalam air)/2
Di mana kecepatan suara dalam air adalah 1450 m/s.
Dengan menggunakan rumus tersebut, kita dapat menghitung kedalaman laut sebagai berikut:
kedalaman (m) = (2 x 10^-6 s x 4/3 x 1450 m/s)/2
kedalaman (m) = 200 m
Jadi, jawaban yang tepat adalah O 200 m.
Sebuah Piringan bermassa m = 10 kg, berjari R = 20 cm dengan momen inersia I = mR² menggelinding turun pada bidang miring AB dengan sudut kemiringan 37° dari keadaan diam di A pada ketinggian y = 500 m. Tentukan: (a) kecepatan piringan di B, dengan meluncur,
(b) kecepatan piringan di B, dengan menggelinding
Untuk menyelesaikan soal ini, kita perlu menggunakan hukum kekekalan energi mekanik. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah energi mekanik total sistem tidak berubah selama proses terjadi, jika tidak ada interaksi eksternal dengan sistem tersebut. Energi mekanik total terdiri dari energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep). Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena kecepatannya, sedangkan energi potensial merupakan energi yang dimiliki benda karena posisinya dalam medan gravitasi.
Energi mekanik total (E) pada titik A adalah:
E = Ek + Ep
Energi mekanik total (E) pada titik B adalah:
E = Ek + Ep
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik, kita dapat menuliskan:
E (A) = E (B)
Sekarang kita bisa menghitung energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) pada titik A dan B.
Energi kinetik (Ek) pada titik A adalah nol karena piringan berada dalam keadaan diam di titik A.
Energi potensial (Ep) pada titik A adalah:
Ep (A) = mgh
= 10 kg * 9.8 m/s² * 500 m
= 49000 J
Energi kinetik (Ek) pada titik B adalah:
Ek (B) = 1/2 * m * v²
= 1/2 * 10 kg * v²
Energi potensial (Ep) pada titik B adalah:
Ep (B) = mgh
= 10 kg * 9.8 m/s² * h
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik, kita dapat menuliskan:
49000 J = 1/2 * 10 kg * v² + 10 kg * 9.8 m/s² * h
Untuk mengetahui kecepatan piringan di titik B, kita perlu mengetahui tinggi h di titik B. Tinggi di titik B dapat dihitung dengan menggunakan trigonometri.
Dengan menggunakan teorema sinus, kita dapat menghitung tinggi h di titik B sebagai berikut:
h = y / sin (θ)
= 500 m / sin (37°)
= 866.58 m
Dengan menggunakan nilai h yang telah dihitung, kita dapat menghitung kecepatan piringan di titik B dengan menyelesaikan persamaan di atas.
Kecepatan piringan di titik B ad
Jika kamu ingin mengangkat tabung gas yg bermasa 3 kg dari lantai ke atas meja yang tingginya 1,2 meter berapakah energi potensial yang kamu butuhkan ( g = 9,8 m²
Untuk menghitung energi potensial, kamu bisa menggunakan rumus:
Energi potensial = massa x gravitasi x ketinggian
Jadi, untuk mengangkat tabung gas bermassa 3 kg dari lantai ke atas meja yang tingginya 1,2 meter, energi potensial yang diperlukan adalah:
Energi potensial = 3 kg x 9,8 m/s² x 1,2 m
= 35,28 Joule
Perlu diingat bahwa satuan yang digunakan untuk massa adalah kilogram (kg), gravitasi adalah meter per detik per detik (m/s²), dan ketinggian adalah meter (m). Energi potensial yang dihasilkan akan dalam satuan Joule (J).
tolong kasih jawaban ini jawaban brainliest!
Amplitude maskimum medan listrik radiasi gelombang elektromagnetik suatu titik adalah 45 V/m, maka amplitude maskimum medan magnetiknya adalah ……….
Amplitude maskimum medan magnetiknya adalah 15. 10⁻⁸ Vs/m². Bahwa besarnya perbandingan antara amplitudo medan listrik dengan amplitudo medan magnetik dari suatu gelombang elektromagnetik selalu sama dengan laju perambatan cahaya
dalam ruang hampa
Penjelasan dengan langkah-langkah
Diketahui
Em = 45 V/m
c = 3. 10⁸ m/s
Ditanyakan
Amplitude maskimum medan magnetiknya
Jawab
Hubungan antara amplitudo medan listrik (Em) dan amplitudo medan magnet (Bm) adalah:
Em ÷ Bm = c
dengan,
Em = amplitudo medan listrik
Bm = amplitudo medan magnet
c = 3. 10⁸ m/s
maka,
Em ÷ Bm = c
45 ÷ Bm = 3. 10⁸
Bm = 45 ÷ 3. 10⁸
Bm = 15. 10⁻⁸ Vs/m²
Pelajari lebih lanjut
Materi tentang amplitudo medan magnetnya brainly.co.id/tugas/6209775
#BelajarBersamaBrainly
#SPJ9
Agar volume tabung berkurang 10% dan suhu tetap. maka tekanan gas dalam tabung harus dinaikkan sebesar
Jawaban:
Untuk menurunkan volume gas sebesar 10%, tekanan gas harus dinaikkan sebesar 11,11%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus gaya hidrostatis: P1/T1 = P2/T2. Di mana P1 adalah tekanan awal, T1 adalah suhu awal, P2 adalah tekanan yang diinginkan, dan T2 adalah suhu yang diinginkan. Karena suhu tetap, maka T1 = T2. Dengan demikian, rumus tersebut menjadi: P1/T1 = P2/T1. Sebagai contoh, jika tekanan awal adalah 1 atm dan suhu awal adalah 273 K, maka tekanan yang harus dinaikkan sebesar 11,11% adalah: P2 = P1 x T1/T2 = 1 atm x 273 K/273 K = 1,1111 atm. Jadi, tekanan gas harus dinaikkan sebesar 11,11% atau sekitar 1,1111 atm.
Setetes nitrogen cair (massa 0,03 gram) dimasukkan dalam sebuah ruang yang volumenya 20 cm³. Hitung tekanan nitrogen dalam tabung jika suhu ruangan itu 20°C? (berat molekul nitrogen = 28 gr/mol dan R= 8,31 J/mol.K) (A) 1,0 x 105 N/m² (B) 1,3 x 105 N/m² (C) 2,1 x 105 N/m² (D) 2,8 x 105 N/m² (E) 3,2 x 105 N/m²
Jawaban:
(E) 3,2 x 105 N/m²
Penjelasan:
Untuk menghitung tekanan nitrogen dalam tabung, Anda perlu menggunakan persamaan gas ideal. Persamaan gas ideal adalah:
PV = nRT
di mana:
P adalah tekanan gas
V adalah volume gas
n adalah jumlah mol gas
R adalah konstanta gas
T adalah suhu gas dalam kelvin
Untuk menghitung tekanan nitrogen, Anda perlu mengetahui jumlah mol nitrogen yang ada dalam tabung. Anda dapat menghitung jumlah mol nitrogen dengan menggunakan persamaan:
n = m/M
di mana:
m adalah massa nitrogen dalam gram
M adalah berat molekul nitrogen dalam gram/mol
Sebagai contoh, jumlah mol nitrogen dalam tabung adalah:
n = 0,03 g / 28 g/mol = 1,06 x 10^-3 mol
Setelah Anda mengetahui jumlah mol nitrogen, Anda dapat menghitung tekanan nitrogen dengan menggunakan persamaan gas ideal:
P = (nRT) / V
Sebagai contoh, tekanan nitrogen dalam tabung adalah:
P = (1,06 x 10^-3 mol * 8,31 J/mol.K * 293 K) / (20 cm^3 * 10^-6 m^3/cm^3)
= 3,2 x 105 N/m²
Jadi, jawabannya adalah (E) 3,2 x 105 N/m².
Modifikasi dari Sel Volta adalah a) Sel Kering
b) Sel Karbon
c) Sel Daniel
d) Sel Alkalin
Jawaban:
B. Sel karbon
TERIMA KASIH SEMOGA JAWABANYA BERMANFAAT
Selembar aluminium yang masanya 75 gram dipanaskan dari suhu 10°C menjadi suhu 70°C. Jika kalor jenis alumunium adalah 900 J/kg°C, berapakah jumlah kalor yang diterima alumunium tersebut ? pliss bantu dengan cara diketahui, ditanya, dijawab
Jawaban:
Penjelasan:
m = 0,075 kg
T1 = 10 oC
T2 = 70 oC
C = 900 J/KGoC
Q ?
Q = m.c.(T2-T1)
Q = 0,075.900(70-10)
Q = 4050 Kalori
Latihan tentukan elektron valensi dan bilangan kuantum masing- masing unsur berikut: • 15 P= • 18 Ar = 22 Ti = • 32 Ge= • 34 Se= • 35 Br = 48 Cd=
cari digoogle maka disitulah solusinya
--QUIZ FISIKA-- Disclaimer :
- jelas penurunan rumusnya
- konsisten dalam satuan
SOAL :
susunan Toren reservoir air (r=50cm, h=100cm) yang diisi air
menggunakan pompa air otomatis dan ditempatkan pada ketinggian 10 meter kemudiandihubungkan menggunakan pipa menuju kolam air mancur dengan arah pancuran vertikal berlubang 1 cm2
1. Buatlah sketsa sistem tersebut beserta simbolnya dan pilihlah letak lubang pipa di
Toren.
2. Hitunglah tekanan air saat keluar dari lubang pancuran
3. Hitunglah laju air saat keluar dari lubang pancuran.
4. Hitunglah ketinggian maksimum yang dapat dicapai air mancur.
5. Hitunglah debit pompa air dan tekanan pompa air.
Penjelasan:
1.
Sketsa sistem tersebut dapat dilihat seperti berikut:
[Toren reservoir air] - [pipa] - [kolam air mancur]
Simbol-simbol yang dapat digunakan dalam sketsa tersebut adalah sebagai berikut:
[Toren reservoir air] = Toren (r, h)
[pipa] = pipa (A)
[kolam air mancur] = kolam (A')
Letak lubang pipa di Toren dapat dipilih pada bagian bawah Toren, sehingga air dapat keluar dari Toren melalui lubang tersebut.
2.
Tekanan air saat keluar dari lubang pancuran dapat dihitung dengan menggunakan asas Bernoulli dan penurunan rumus Torricelli. Asas Bernoulli menyatakan bahwa tekanan total pada suatu titik pada fluida yang sedang mengalir adalah konstan. Penurunan rumus Torricelli menyatakan bahwa laju keluarnya fluida dari sebuah lubang pada suatu wadah yang terisi fluida adalah sama dengan kecepatan maksimum yang dapat dicapai fluida pada ketinggian yang sama dengan ketinggian wadah tersebut.
Dengan menggunakan asas Bernoulli dan penurunan rumus Torricelli, tekanan air saat keluar dari lubang pancuran dapat dihitung sebagai berikut:
P = P0 + (rho * g * h)
dimana:
P = tekanan air saat keluar dari lubang pancuran (Pa)
P0 = tekanan awal air di Toren (Pa)
rho = massa jenis air (kg/m^3)
g = percepatan gravitasi (m/s^2)
h = ketinggian Toren (m)
Jadi, tekanan air saat keluar dari lubang pancuran adalah:
P = P0 + (rho * g * h)
= 101325 + (1000 * 9.81 * 0.1)
= 102356.5 Pa
3.
Laju air saat keluar dari lubang pancuran dapat dihitung dengan menggunakan penurunan rumus Torricelli. Rumus tersebut menyatakan bahwa laju keluarnya fluida dari sebuah lubang pada suatu wadah yang terisi fluida adalah sama dengan kecepatan maksimum yang dapat dicapai fluida pada ketinggian yang sama dengan ketinggian wadah tersebut.
Laju air saat keluar dari lubang pancuran dapat dihitung sebagai berikut:
V = sqrt (2 * g * h)
dimana:
V = laju air saat keluar dari lubang pancuran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s^2)
h = ketinggian Toren (m)
Jadi, laju air saat keluar dari lubang pancuran adalah:
V = sqrt (2 * 9.81 * 0.1)
= 3.16 m/s
Laju aliran air saat keluar dari lubang pancuran dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas, yaitu:
Q = A . v = (1 x 10-4 m2) . (14.1 m/s) = 1.41 x 10-3 m3/s = 0.141 L/s
4.
Ketinggian maksimum yang dapat dicapai air mancur dapat dihitung dengan menggunakan hukum Newton II (hukum gerak) yang menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah sama dengan massa benda tersebut dikalikan dengan percepatannya. Ketinggian maksimum yang dapat dicapai air mancur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
h = (V^2 * sin(theta)) / (2 * g)
dimana:
h = ketinggian maksimum yang dapat dicapai air mancur (m)
V = laju air saat keluar dari lubang pancuran (m/s)
theta = sudut pancuran air mancur (radian)
g = percepatan gravitasi (m/s^2)
Jadi, ketinggian maksimum yang dapat dicapai air mancur adalah:
h = (3.16^2 * sin(theta)) / (2 * 9.81)
Catatan:
Tetapi, untuk menghitung ketinggian maksimum yang dapat dicapai air mancur secara tepat, Anda perlu mengetahui nilai sudut pancuran air mancur (theta). Nilai sudut tersebut tidak diberikan dalam soal yang diberikan, sehingga tidak dapat memberikan jawaban yang tepat untuk ketinggian maksimum yang dapat dicapai air mancur.
5.
Debit pompa air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Q = A * V
dimana:
Q = debit pompa air (m^3/s)
A = luas penampang pipa (m^2)
V = laju air saat keluar dari lubang pancuran (m/s)
Jadi, debit pompa air adalah:
Q = (1e-4) * 3.16
= 3.16e-4 m^3/s
Tekanan pompa air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
P = (rho * g * h) + (rho * V^2 / 2)
dimana:
P = tekanan pompa air (Pa)
rho = massa jenis air (kg/m^3)
g = percepatan gravitasi (m/s^2)
h = ketinggian Toren (m)
V = laju air saat keluar dari lubang pancuran (m/s)
Jadi, tekanan pompa air adalah:
P = (1000 * 9.81 * 0.1) + (1000 * 3.16^2 / 2)
= 10236.5 Pa
Berapa banyak atom karbon yang terdapat dalam 1,5 mol? (Diketahui 1 mol = 6,022 x 1023partikel).
Jawaban:
Untuk menghitung jumlah atom karbon yang terdapat dalam 1,5 mol, pertama-tama kita perlu menghitung jumlah atom dalam 1 mol terlebih dahulu.
Jumlah atom dalam 1 mol adalah: butir atom
Jumlah atom karbon dalam 1,5 mol adalah:
1,5 mol x 6,022 x 10^23 = 9,033 x 10^23 partikel
Jadi, terdapat sekitar atom karbon dalam 1,5 mol.
sebuah mobil melaju denagan kecepatan 20m/s,jika massa mobil tersebut 300kg,berapakah energi kinetiknya
Jawaban:
Untuk menghitung energi kinetik seseorang atau benda, kita dapat menggunakan rumus:
Energi kinetik (Ek) =
Dalam kasus ini, massa mobil (m) tersebut adalah 300kg, dan kecepatannya (v) adalah 20m/s. Jadi, energi kinetik mobil tersebut adalah:
Jadi, energi kinetik mobil tersebut adalah sebesar 60.000 Joule.
Sebuah balok kayu yang volumenya 10 ^ 2 * m ^ 2 muncul 0,4 bagian ketika dimasukkan ke dalam air yang massa jenisnya 10 ^ 2 * kg / (m ^ 3) Jika g = 10 berapa besar gaya ke atas yang dialami balok kayu tersebut?
Jawaban: 10^6 N.
Penjelasan:
Untuk menghitung gaya ke atas yang dialami balok kayu tersebut, kita dapat menggunakan rumus gaya apung yaitu F = m * g * B, di mana F adalah gaya apung, m adalah massa benda, g adalah percepatan gravitasi, dan B adalah massa jenis medium di mana benda terapung.
Kita dapat menghitung massa balok kayu tersebut dengan menggunakan informasi volumenya dan massa jenis air. Volumenya adalah 10^2 m^2 dan massa jenis air adalah 10^2 kg/(m^3), sehingga massa balok kayu tersebut adalah:
m = V * B = (10^2 m^2) * (10^2 kg/(m^3)) = 10^4 kg
Setelah mengetahui massa balok kayu tersebut, kita dapat menggunakan rumus gaya apung untuk menghitung gaya ke atas yang dialaminya:
F = m * g * B = (10^4 kg) * (10 m/s^2) * (10^2 kg/(m^3)) = 10^6 N
Jadi, gaya ke atas yang dialami balok kayu tersebut adalah sebesar 10^6 N.
Empat pegas identik disusun seperti pada gambar. Jika konstanta pegas masing- masing adalah 50 N/m dan massa M = 0.5kg maka berapa pertambahan panjang susunan pegas tersebut?
Jawaban: Dibutuhkan informasi mengenai percepatan yang dialami oleh pegas tersebut
Penjelasan:
Untuk menghitung pertambahan panjang susunan pegas tersebut, kita dapat menggunakan rumus Hooke untuk setiap pegas yaitu F = k * x, di mana F adalah gaya yang bekerja pada pegas, k adalah konstanta pegas, dan x adalah panjang pegas setelah tertekan. Kita tahu bahwa F = ma, di mana m adalah massa benda yang terletak di atas pegas dan a adalah percepatan yang dialami benda tersebut.
Sebagai contoh, mari kita hitung pertambahan panjang pegas 1. Massa benda yang terletak di atas pegas 1 adalah 0,5 kg, sehingga gaya yang bekerja pada pegas 1 adalah F = (0,5 kg) * a. Kita juga tahu bahwa konstanta pegas 1 adalah 50 N/m, sehingga rumus Hooke untuk pegas 1 adalah F = 50 N/m * x.
Kita dapat menyamakan kedua rumus tersebut untuk mencari panjang pegas 1 setelah tertekan:
50 N/m * x = (0,5 kg) * a
x = (0,5 kg) * a / (50 N/m)
Kita dapat menggunakan rumus yang sama untuk mencari panjang pegas 2, 3, dan 4. Setelah itu, kita dapat menjumlahkan panjang pegas 1, 2, 3, dan 4 untuk mencari pertambahan panjang susunan pegas tersebut.
Namun, karena kita tidak memiliki informasi tentang percepatan yang dialami benda tersebut, maka kita tidak bisa menghitung pertambahan panjang susunan pegas tersebut dengan menggunakan rumus di atas. Kita perlu informasi tambahan untuk menyelesaikan masalah ini.
Sebuah pipa silinder diletakkan mendatar (lihat dan dialiri air dengan kecepatan di A = 3m / s dan di B * 6 m/s Jika tekanan di penampang A = 10 ^ 2 * N / (m ^ 2) tekanan di penampang 8?
Untuk menghitung tekanan di penampang B, pertama-tama kita harus mengetahui beberapa informasi tambahan. Salah satu informasi yang diperlukan adalah tekanan hidrostatis di masing-masing penampang. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh air yang diam di tempat, yang merupakan bagian dari tekanan total yang terjadi di masing-masing penampang.
Selain itu, kita juga perlu mengetahui besarnya perbedaan kecepatan air di kedua penampang tersebut. Perbedaan kecepatan ini dapat menyebabkan terjadinya tekanan dinamis, yang merupakan bagian lain dari tekanan total di masing-masing penampang.
Setelah memiliki informasi tersebut, kita dapat menggunakan persamaan Bernoulli untuk menghitung tekanan di penampang B. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa tekanan total di suatu penampang adalah hasil jumlah dari tekanan hidrostatis dan tekanan dinamis.
Dengan menggunakan informasi yang tersedia, kita dapat menghitung tekanan di penampang B dengan rumus:
Tekanan B = Tekanan A + (Perbedaan kecepatan air)^2 / (2 * Perkiraan gravitasi)
Dengan menggunakan nilai-nilai yang telah diberikan, maka tekanan di penampang B adalah:
Tekanan B = 10^2 N/m^2 + (6 m/s - 3 m/s)^2 / (2 * 9.81 m/s^2)
= 10^2 N/
Radit ingin membuat larutan garam. Bahan yang diperlukan yaitu 40 gr garam dan 120 gr air. Besarnya persentase larutan garam tersebut ?
persentase larutan garam tersebut =
25%
pembahasan :
Radit ingin membuat larutan garam. Bahan yang diperlukan yaitu 40 gr garam dan 120 gr air. Besarnya persentase larutan garam tersebut ?
garam = 40gr
larutan total = 40 + 120 = 160 gr
persentase larutan garam tersebut =
40/160 × 100 % = 25 %
Susunan batang logam berbetuk selinder (r=5cm, L=100cm, M=60kg) yang ujungnya dipasang Cakram logam berputar (r’=30cm, M’=100kg, rpm=5000) tegak lurus sumbu batang dan batang dibuat miring (60 derajat) terhadap sumbu vertikal.
1. Hitunglah momentum sudut Cakram dan momen gaya yang terjadi pada Cakram.
2. Hitunglah kecepatan sudut sistem berputar mengelilingi sumbu vertical agar
kemiringan sistem tetap pada sudut 60 derajat
Jawaban:
.
1. Momentum sudut cakram = M' x r' x rpm = 100 kg x 30 cm x 5000 rpm = 15.000.000 kg cm/s
Momen gaya yang terjadi pada cakram = M' x r' x rpm x sin60° = 15.000.000 kg cm/s x sin60° = 12.500.000 kg cm/s
2. Kecepatan sudut sistem berputar mengelilingi sumbu vertical = Momentum sudut cakram / (M x r) = 15.000.000 kg cm/s / (60 kg x 5 cm) = 25.000 rpm
Sebuah benda dijatuhkan dari puncak menara tanpa kecepatan awal.setelah 2.5 sekon benda sampai di tanah(g=10 m/s²) tinggi menara tersebut adalah
31,25 m
Penjelasan:
t = 2,5 s
g = 10 m/s²
h = 1/2gt²
= 1/2 x 10 x 2,5²
= 5 x 6,25
= 31,25 m
17. Dua perahu masing-masing ditumpangi nelayan yang sedang melaut Bersama, mengalami gerakan naik turun di atas gelombang laut sebanyak 10 kali dalam waktu 5 sekon. Ketika kedua perahu berjarak 6 meter satu sama lain, keduanya berada di puncak-puncak gelombang yang diantaranya terdapat dua lembah dan satu bukit. Berdasarkan ilustrasi tersebut, cepat rambat gelombangnya adalah.... A. 12m / s
B. 6m / s
C. 30m / s
D. 3m / s
tolong di beri cara juga ya
terimakasih
Jawaban:
B. 6m / s
Penjelasan:
Cepat rambat gelombang adalah jumlah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu satuan waktu. Dalam ilustrasi tersebut, kedua perahu berjarak 6 meter dan mengalami gerakan naik turun di atas gelombang laut sebanyak 10 kali dalam waktu 5 sekon. Jadi, cepat rambat gelombang adalah 6 meter dibagi 5 sekon, yaitu 6m/s.