Perhatikan pernyataan berikut! (1) Suatu benda bermuatan positif jika jumlah elektron lebih banyak daripada jumlah proton. (2) Benda dengan muatan yang sejenis akan saling tarik-menarik (3) Suatu benda bermuatan negatif jika jumlah elektron lebih banyak daripada jumlah proton. (4) Muatan listrik yang tidak sejenis tarik menarik satu sama lain Sifat-sifat muatan listrik yang benar menurut pernyataan bilangan adalah....​

Jawaban:

250 N

Penjelasan:

2000/10000 = 50/f

2000.f = 50.10000

f = 500000/2000

f = 250 N

Jawaban:

71,28°C

Penjelasan:

Untuk mengetahui berapa suhu kawat tembaga yang harus dinaikan agar hambatannya bertambah 20%, kita perlu menggunakan rumus hambatan yang merupakan fungsi linier terhadap suhu. Rumus tersebut adalah:

R = Ro * (1 + α * (T - To))

Di mana:

• R adalah hambatan kawat tembaga pada suhu T (dalam ohm)
• Ro adalah hambatan kawat tembaga pada suhu To (dalam ohm)
• α adalah koefisien linear expansi termal dari kawat tembaga (dalam 1/°C)
• T adalah suhu kawat tembaga (dalam °C)
• To adalah suhu referensi, biasanya dianggap sebagai suhu ruangan (dalam °C)

Jadi, jika kita ingin mengetahui berapa suhu kawat tembaga yang harus dinaikan agar hambatannya bertambah 20%, maka kita dapat menyelesaikan persamaan di atas untuk T dengan menyatakan R sebagai 1,2 * Ro. Misalnya, jika hambatan kawat tembaga pada suhu 20°C adalah Ro = 100 ohm, maka persamaan yang harus diselesaikan adalah:

1,2 * Ro = Ro * (1 + α * (T - To))

Sebagai solusinya, kita dapat menyelesaikan persamaan tersebut untuk T sebagai berikut:

T = (1,2 - 1) / α + To

= 0,2 / α + To

Dengan menggunakan nilai α = 0,0039 untuk kawat tembaga, maka suhu yang harus dinaikan adalah sekitar 51,28°C. Jadi, jika suhu awal kawat tembaga adalah 20°C, maka suhu yang harus dinaikan agar hambatannya bertambah 20% adalah sekitar 71,28°C.

• Semoga membantu :)
  @pembimbingketigaku

Jawaban:

71,28°C

Penjelasan:

Koefisien suhu resistansi tembaga adalah sekitar 0,00393 per derajat Celcius. Ini berarti bahwa untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat Celcius, resistansi tembaga meningkat sekitar 0,00393.

Untuk meningkatkan resistansi kawat tembaga sebesar 20%, Anda perlu menaikkan suhunya dengan jumlah yang akan menyebabkan resistansinya meningkat sebesar 20% dari nilai aslinya. Sebut saja resistansi asli kawat R. Untuk meningkatkan resistansi sebesar 20%, Anda perlu menambahkan 0,20 * R ke resistansi aslinya.

Untuk menentukan kenaikan suhu yang diperlukan untuk mencapai kenaikan resistansi ini, Anda dapat menggunakan persamaan:

ΔT = (ΔR / R) / α

Di mana ΔT adalah kenaikan suhu, ΔR adalah perubahan resistansi, R adalah resistansi asli, dan α adalah koefisien temperatur resistansi.

Memasukkan nilai, Anda mendapatkan:

ΔT = (0,20 * R / R) / 0,00393

= 51,28 derajat Celcius

Jadi, untuk meningkatkan resistansi kawat tembaga sebesar 20%, suhu harus dinaikkan sekitar 51,28 derajat Celcius. Jika suhu awal kawat adalah 20°C, suhu akhirnya adalah 20°C + 51,28°C = 71,28°C.

Jawaban:

B = (4π x 10^-7 N/A^2 * 20 A * 0,01 m) / (4π * 0,1 m)

= 8π x 10^-6 T

Jawaban:

10⁻⁹ H/m

jika merasa terbantu follow atau ikuti saya ;)

Penjelasan:

Untuk menentukan besar dan arah induksi magnetik di suatu titik yang berada di dekat kawat yang mengalirkan arus listrik, dapat digunakan hukum Biot-Savart. Hukum ini menyatakan bahwa besar dan arah induksi magnetik B pada suatu titik yang berada di dekat kawat yang mengalirkan arus adalah sebagai berikut:

B = (μ₀/(4π))Idl*r̂/r²

dimana:

• μ₀ adalah permeabilitas magnetik ruang hampa, yaitu sebesar 4π x 10⁻⁷ H/m.
• I adalah besar arus listrik yang mengalir melalui kawat.
• dl adalah panjang vektor yang menyatakan sebagian kecil dari kawat tersebut.
• r adalah jarak antara titik p dan kawat.
• r̂ adalah vektor unit yang menunjuk ke arah dari titik p ke kawat.

Jadi, untuk menentukan besar dan arah induksi magnetik di titik p yang berada tepat di bawah kawat tersebut pada jarak 10 cm, kita perlu menentukan panjang vektor dl yang menyatakan sebagian kecil dari kawat tersebut. Karena arus listrik yang mengalir melalui kawat berasal dari arah barat ke timur, maka vektor dl juga harus berarah dari barat ke timur. Setelah menentukan arah vektor dl, kita dapat menghitung besar dan arah induksi magnetik di titik p dengan menggunakan hukum Biot-Savart di atas.

Sebagai contoh, jika kita menganggap bahwa panjang vektor dl adalah sebesar 1 cm, maka besar dan arah induksi magnetik di titik p dapat ditentukan sebagai berikut:

B = (μ₀/(4π))20 A(1 cm)r̂/10 cm²

= (4π x 10⁻⁷ H/m/(4π))20 A(1 cm)r̂/10 cm²

= 5 x 10⁻⁹ H/m20 A(1 cm)r̂/10 cm²

= 10⁻⁹ H/m2 A*r̂

Karena vektor dl berarah dari barat ke timur, maka vektor r̂ juga harus berarah dari barat ke timur. Jadi, besar dan arah induksi magnetik di titik p adalah sebesar 10⁻⁹ H/m dengan arah dari barat ke timur.

Perlu diingat bahwa ini hanya merupakan contoh sederhana

Jawaban:

Gaya apung (atau gaya flotasi) adalah gaya yang bekerja pada benda yang terapung di atas air atau cairan lainnya. Gaya ini diberikan oleh cairan yang bertindak balik terhadap benda tersebut, sehingga mengangkat benda tersebut ke atas.

Untuk menghitung gaya apung yang bekerja pada benda di dalam air, kita dapat menggunakan persamaan gaya apung (F_floating) sebagai berikut:

F_floating = m * g * sf

di mana:

F_floating adalah gaya apung

m adalah massa benda

g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/s^2 di Bumi)

sf adalah koefisien flotasi, yaitu fraksi volume benda yang terapung di atas air

Dengan menggunakan persamaan tersebut, kita dapat menghitung gaya apung yang bekerja pada benda tersebut di dalam air. Misalnya, jika massa benda tersebut adalah 40 kg, dan koefisien flotasinya adalah 0,6, maka gaya apung yang bekerja pada benda tersebut di dalam air adalah sebesar:

F_floating = 40 kg * 9,8 m/s^2 * 0,6 = 236 N

Jadi, gaya apung yang bekerja pada benda tersebut di dalam air sebesar 236 N. Ini berarti bahwa benda tersebut akan terangkat ke atas oleh gaya apung tersebut dengan kekuatan sebesar 236 N.

Perlu diingat bahwa gaya apung yang bekerja pada benda tersebut tidak sama dengan berat benda tersebut di udara atau di dalam air. Berat benda di udara atau di dalam air adalah gaya yang diberikan oleh gravitasi pada benda tersebut, yang dapat dihitung dengan persamaan F_grav = m * g. Gaya apung, di sisi lain, adalah gaya yang diberikan oleh cairan terhadap benda tersebut, yang dapat dihitung dengan persamaan F_floating = m * g * sf.

Penjelasan:

Senang membantu anda.

like kalau merasa terbantu kak

Jawaban:

4 N

Penjelasan:

Wu = 40 N

jadi, gaya apung adalah

Fa = Wu - Wa

Fa = 40 - 36

Fa = 4 N

Semoga membantu kak!✨

Jadikan jawaban Yang Terbaik ya!✨

Jawaban:

3848,01136 N/mm2.

Penjelasan:

Untuk menghitung modulus Young bahan batang, kita dapat menggunakan rumus:

E = (F/A) * (L/ΔL)

di mana:

E adalah modulus Young bahan batang

F adalah gaya yang diberikan pada batang

A adalah luas penampang batang

L adalah panjang batang asli

ΔL adalah perubahan panjang batang

Jadi, untuk kasus ini, kita dapat menghitung modulus Young dengan menggunakan rumus tersebut:

E = (330 kg / 1,5 cm2) * (4 m / 0,7 mm) = (220000 kg/cm2) / (5714,28571 m/mm) = 3848,01136 N/mm2

Jadi, modulus Young bahan batang tersebut adalah 3848,01136 N/mm2.

Jawaban:

-)Magnet

Penjelasan:

maaf yaa kaloo salahhh(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Jawaban:

Jika jarak diubah menjadi 2R, maka besar gaya Coulomb yang dihasilkan akan menjadi 4 kali lebih kecil dari sebelumnya. Jadi, besar gaya Coulomb yang dihasilkan adalah 24 N / 4 = 6 N.

Penjelasan:

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat rumus untuk menghitung gaya Coulomb:

F = k * (Q1 * Q2) / R^2

Di mana:

F = besar gaya Coulomb

k = konstanta Coulomb (k = 8.9875 x 10^9 N.m^2/C^2)

Q1 = muatan listrik pertama (dalam Coulomb)

Q2 = muatan listrik kedua (dalam Coulomb)

R = jarak antara kedua muatan listrik (dalam meter)

Jika kita mengganti R dengan 2R, maka rumus tersebut menjadi:

F = k * (Q1 * Q2) / (2R)^2

Setelah dihitung, hasilnya adalah 6 N.

Semoga membantu!

Jawaban:

Jadi, percepatan kursi roda adalah 0,5 m/s^2.

Penjelasan:

Untuk menghitung percepatan kursi roda, kita dapat menggunakan persamaan gerak lurus:

a = F / m

di mana:

a adalah percepatan

F adalah gaya yang diberikan oleh perawat

m adalah massa kursi roda

Jadi, percepatan kursi roda adalah:

a = 60 N / 120 kg = 0,5 m/s^2

F = 60N

m = 120kg

a = f/m

a = 60/120

a = 0,5m/s²

Gambar di bawah ini menunjukkan diagram PV yang mungkin sesuai dengan proses yang Anda deskripsikan.

Pada saat udara didinginkan hingga volumenya setengah, prosesnya adalah kontraksi isobaris. Garis merah mewakili proses ini. Pada saat udara kembali mengembang isotermal ke volume aslinya, prosesnya adalah ekspansi isotermal. Garis hijau mewakili proses ini.

[Diagram PV]

Perhatikan bahwa tekanan tidak berubah selama proses kontraksi isobaris, namun naik selama proses ekspansi isotermal. Ini karena proses ekspansi isotermal menghasilkan panas dari sistem, sehingga tekanan meningkat.

Sementara itu, volume menurun selama proses kontraksi isobaris dan meningkat selama proses ekspansi isotermal. Ini adalah karena proses kontraksi isobaris mengurangi volume sistem, sementara proses ekspansi isotermal menambahkannya.

Jawaban:

Kenali rangkaian seri. Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian tanpa cabang. Semua resistor dan komponen lainnya dirangkai dalam satu jalur.

Penjelasan:

Untuk mencari Rtotal pada setiap rangkaian, kita perlu menggunakan rumus yang sesuai dengan jenis rangkaian tersebut. Berikut ini adalah cara mencari Rtotal pada setiap rangkaian yang diberikan:

A. Rangkaian Listrik Seri

Pada rangkaian listrik seri, Rtotal dihitung dengan menjumlahkan semua resistansi yang ada dalam rangkaian tersebut.

Rtot = 4 Ω + 6Ω = 10 Ω

Jadi, Rtotal pada rangkaian listrik seri adalah 10 Ω.

B. Rangkaian Listrik Paralel

Pada rangkaian listrik paralel, Rtotal dihitung dengan menggunakan rumus Rtot = 1/(1/R1 + 1/R2 + ... + 1/Rn), dimana R1, R2, ..., Rn adalah resistansi-resistansi yang ada dalam rangkaian paralel tersebut.

Rtot = 1/(1/8 Ω + 1/4Ω) = 1/(0.125 + 0.25) = 1/0.375 = 2.67 Ω

Jadi, Rtotal pada rangkaian listrik paralel adalah 2.67 Ω.

C. Rangkaian Listrik Seri-Paralel

Pada rangka

Jawaban:

4 J

Penjelasan:

F=2 N

s=2 m

W=F x s

W= 2 x 2=4

Jawaban:

b. tekanan, energi, berat

Penjelasan:

contoh besaran turunan

1. luas(meter persegi)

2. Volume(meter kubik)

3. gaya (Newton)

4. berat (Newton)

5. energi (Joule)

6. massa jenis (Kilogram per meter kubik)

7. hambatan listrik (Ohm)

8. daya (Watt)

9. kecepatan (meter per detik)

10. percepatan (meter per detik kuadrat)

pelajari lebih lanjut

besaran pokok brainly.co.id/tugas/312171

Jawaban:

3 cara perpindahan kalor :

• Konduksi

Konduksi merupakan perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan partikel-partikel bahan tersebut.

contoh :

1. Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang dipanaskan.
2. Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak.

• Konveksi

Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya.

contoh :

1. Terjadinya angin darat dan angin laut.
2. Mendidihnya air dalam panci.

• Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium.

contoh :

1. Panas matahari sampai ke bumi, walau hanya melalui ruang hampa.
2. Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.

pada saat seseorang melakukan loncatan ke arah vertikal dari atas lantai, pada saat lepas landas (take-off), terjadi percepatan. Hal ini disebabkan karena pada saat lepas landas, individu tersebut mengalami gaya gravitasi yang menarik ke bawah dan gaya dorong yang diberikan oleh otot otot dari kaki yang melakukan loncatan. Kedua gaya tersebut berlawanan arah dan menyebabkan percepatan.

Pada saat pendaratan (landing), terjadi perlambatan. Hal ini disebabkan karena pada saat pendaratan, individu tersebut mengalami gaya gravitasi yang menarik ke bawah dan gaya gesekan yang diberikan oleh lantai. Kedua gaya tersebut berlawanan arah dan menyebabkan perlambatan. Namun, percepatan dan perlambatan yang terjadi pada saat lepas landas dan pendaratan tidak selalu sama, tergantung pada berbagai faktor seperti kekuatan otot yang digunakan untuk loncatan, kecepatan awal saat lepas landas, dan kondisi lantai saat pendaratan.

Jawaban:

360 Newton

Penjelasan:

Diketahui :

qA = 4  μC (muatan positif) -> 4 × 10⁻⁶ C

qB = -6 μC (muatan negatif) -> 6 × 10⁻⁶ C

r = 2 cm -> 2 × 10⁻²

Ditanyakan : F dan sifatnya

Jawab

sifatnya : karena muatannya tidak sejenis ( positif dan negatif) maka sifatnya akan saling tarik menarik

Penjelasan:

Diketahui :

• QA = 4 μC → 4 x 10^-6 C
• QB = -6 μC → -6 x 10^-6 C
• r = 2 cm → 2 x 10^-2 m
• k = 9 x 10^9

Ditanya : Gaya = F ...???

Jawab :

Rumus gaya Coulumb

Maka Coulumbnya adalah -5,4 x 10² N

Sifatnya tarik menarik karena berbeda muatan

Jawaban:

reaktansi indikator tersebut adalah sebesar 7,564 rad/s.

Penjelasan:

Untuk menentukan nilai reaktansi indikator yang memiliki induktansi 0,6 H dan terpasang pada sumber AC dengan frekuensi 60 Hz, Anda dapat menggunakan rumus reaktansi indikator yang dapat dituliskan sebagai berikut:

Xl = 2 * π * f * L

di mana:

Xl adalah reaktansi indikator

π adalah bilangan pi

f adalah frekuensi AC

L adalah induktansi indikator

Dengan menggunakan rumus di atas, nilai reaktansi indikator tersebut adalah:

Xl = 2 * π * 60 Hz * 0,6 H

= 7,564 rad/s

Jadi, reaktansi indikator tersebut adalah sebesar 7,564 rad/s.

Jawaban:

Untuk menghitung beda potensial kutub-kutub baterai dalam sebuah rangkaian, Anda perlu menggunakan rumus beda potensial = energi/muatan. Berdasarkan informasi yang disediakan, energi yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan sebesar 30 C adalah 600 J, dan muatan yang dipindahkan adalah 30 C. Jadi, beda potensial kutub-kutub baterai dalam rangkaian tersebut adalah 600 J/30 C = 20 V.

Penjelasan:

Pada takat didih, suhu air akan terus kekal pada 100°C (atau 212°F pada skala Fahrenheit) selama ia masih terdedah kepada tekanan atmosfera yang sama. Ini kerana pada takat didih, tekanan uap air yang terhasil pada permukaan air akan sama dengan tekanan atmosfera, sehingga uap air tersebut boleh terus terhasil tanpa meningkatkan suhu air.

Sementara itu, keadaan jirim air akan berubah daripada cecair kepada stim pada takat didih kerana ia mengalami perubahan fasa. Pada tahap cecair, molekul-molekul air berkumpul dengan rapat dan boleh bergerak dengan bebas, sementara pada tahap stim, molekul-molekul air terikat dengan rapat dan tidak dapat bergerak dengan bebas. Perubahan fasa ini disebabkan oleh perubahan keadaan panas dan tekanan pada air, yang mempengaruhi keupayaan molekul-molekul air untuk bergerak dan terikat bersama

Jawaban:

Kekal tidak berubah kerana suhu air mencapai titik didih pada tekanan tetap. Tekanan ini adalah ketara dan tetap pada suhu didih air. Ini bermaksud bahawa tiada peningkatan suhu yang akan berlaku sekali air telah mencapai tahap didih. Walau bagaimanapun, jirim bertukar dari cecair kepada stim apabila suhu didih dicapai kerana energi yang dibekalkan kepada sistem air membolehkan haba diubah dari air cecair menjadi haba kalor yang terpencar dan melepasi daripada air ke udara.

Penjelasan:

Amplitudo dari fungsi sinusoidal x = A sin(ωt + φ) adalah nilai maksimum dari A. Dalam kasus ini, amplitudo adalah 12.

Jika Anda ingin menemukan amplitudo dari x = 12 sin(πt + π/2), Anda harus mencari nilai maksimum dari 12. Jadi amplitudo dari fungsi tersebut adalah 12.

Amplitudo dari fungsi sinusoidal menunjukkan seberapa besar amplitudo dari fungsi tersebut. Amplitudo dapat diinterpretasikan sebagai jarak antara nilai maksimum dan nilai minimum dari fungsi. Dalam kasus x = 12 sin(πt + π/2), nilai maksimumnya adalah 12 dan nilai minimumnya adalah -12, sehingga amplitudo dari fungsi tersebut adalah 12.