Jawaban:
Untuk mengisi neraca saldo awal, pertama-tama Anda perlu menentukan tanggal yang akan digunakan sebagai awal periode akuntansi. Selanjutnya, Anda perlu mengumpulkan semua informasi yang diperlukan tentang pos-pos yang akan ditampilkan pada neraca tersebut, seperti aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya. Kemudian, Anda perlu mengatur pos-pos tersebut dalam format neraca saldo awal yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Setelah semua informasi tersusun dengan benar, Anda dapat mengisi jumlah yang sesuai pada setiap pos neraca saldo awal. Jika diperlukan, Anda juga dapat melakukan penyesuaian atas pos-pos tertentu untuk memastikan bahwa neraca saldo awal yang dihasilkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Proses mengubah teks asli menjadi ciphertext disebut
Proses mengubah teks asli menjadi ciphertext disebut enkripsi. Enkripsi adalah suatu proses yang digunakan untuk mengubah teks asli atau plaintext menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca atau diartikan oleh orang yang tidak memiliki kunci untuk membuka enkripsi tersebut.
Enkripsi biasanya digunakan untuk mengamankan data atau informasi rahasia agar tidak dapat dibaca oleh orang-orang yang tidak berhak. Proses enkripsi ini menggunakan kunci atau password yang harus diketahui oleh pihak yang berhak untuk membuka enkripsi tersebut.
Setelah teks asli dienkripsi menjadi ciphertext, teks tersebut dapat dikirimkan kepada pihak yang berhak untuk membaca dan memahami isinya. Pihak tersebut kemudian dapat melakukan proses dekripsi untuk mengembalikan ciphertext menjadi teks asli yang dapat dibaca dan dimengerti.
uraikan perlakuan akuntansi pada barang konsinyasi milik pengamat yang di titipkan kepada komisioner
Jawaban:
Perlakuan akuntansi pada barang konsinyasi milik pengamat yang di titipkan kepada komisioner adalah sebagai berikut:
1. Komisioner harus mencatat barang konsinyasi sebagai asetnya.
2. Komisioner harus mencatat penerimaan barang konsinyasi sebagai pendapatan, dengan pemotongan biaya pengiriman, pajak, dan biaya lainnya.
3. Komisioner harus mencatat pengeluaran untuk biaya pengiriman, pajak, dan biaya lainnya sebagai beban.
4. Komisioner harus mencatat biaya pemeliharaan dan perbaikan barang konsinyasi sebagai beban.
5. Komisioner harus mencatat penjualan barang konsinyasi sebagai pendapatan.
6. Komisioner harus mencatat pembayaran biaya barang konsinyasi kepada pengamat sebagai pengeluaran.
5. Pengalokasian Biaya Departemen Jasa ke Departemen Produksi dengan Metode Aljabar. Berikut ini data anggaran biaya overhead pabrik untuk Departemen Pencampuran, Pemanggangan, Pembangkit Tenaga Listrik (PTL), Pemeliharaan, dan Kafetaria. Departemen Produksi Pencampuran Pemanggangan PTL Departemen Pencampuran Pemanggangan Rp120.000 Rp180.000 Berikut ini data jasa yang diberikan oleh masing-masing departemen jasa. Pemeliharaan Kafetaria Pemasaran Kantor Umum PTL 50% 20% 30% PTL 100% Departemen Jasa Pemeliharaan Kafetaria Jasa Diberikan oleh: Pemeliharaan Kafetaria 30% 40% 40% 30% 20% 10% Rp40.000 Rp40.000 Rp20.000 100% 20% 10% 100% Pertanyaan: a. Hitunglah total biaya overhead pabrik departemen jasa yang akan dialokasikan ke departemen produksi dengan menggunakan metode aljabar. b. Hitunglah total biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi dan biaya overhead pabrik Departemen Kafetaria yang dialokasikan ke Departemen Pemasaran dan Departemen Kantor Umum.
Jawaban:
a. Total biaya overhead pabrik departemen jasa yang akan dialokasikan ke departemen produksi dengan menggunakan metode aljabar adalah:
Departemen Pencampuran: (120.000 x 50%) + (40.000 x 30%) + (20.000 x 20%) = Rp60.000
Departemen Pemanggangan: (180.000 x 40%) + (40.000 x 30%) + (20.000 x 10%) = Rp72.000
Departemen PTL: (120.000 x 30%) + (40.000 x 40%) + (20.000 x 10%) = Rp48.000
Departemen Pemeliharaan: (120.000 x 20%) + (40.000 x 40%) + (20.000 x 10%) = Rp36.000
Departemen Kafetaria: (120.000 x 10%) + (40.000 x 30%) + (20.000 x 20%) = Rp24.000
Total biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke departemen produksi = Rp240.000
b. Total biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi dan biaya overhead pabrik Departemen Kafetaria yang dialokasikan ke Departemen Pemasaran dan Departemen Kantor Umum adalah:
Departemen Pencampuran: Rp60.000
Departemen Pemanggangan: Rp72.000
Departemen PTL: Rp48.000
Departemen Pemeliharaan: Rp36.000
Departemen Kafetaria: (20.000 x 30%) + (20.000 x 10%) = Rp8.000
Biaya overhead pabrik Departemen Kafetaria yang dialokasikan ke Departemen Pemasaran: Rp6.000
Biaya overhead pabrik Departemen Kafetaria yang dialokasikan ke Departemen Kantor Umum: Rp2.000
Misalkan Anda memiliki data berikut : Biaya Pemeriksaan Jam Pemeriksaan Rp. 120 10 Rp. 220 20 Rp. 320 30 Rp. 440 40 Rp. 500 50 DIMINTA: Estimasilah komponen tetap dan variable untuk biaya pemeriksaan dengan menggunakan metode tinggi rendah. Estimasilah komponen tetap dan variable untuk biaya pemeriksaan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.
Penjelasan:
Untuk mengestimasi komponen tetap dan variable biaya pemeriksaan dengan menggunakan metode tinggi rendah, pertama-tama kita perlu menentukan titik rendah dan titik tinggi dari data tersebut. Dalam kasus ini, titik rendah adalah 120 pada jam pemeriksaan 10, sedangkan titik tinggi adalah 500 pada jam pemeriksaan 50.
Selanjutnya, kita dapat menghitung estimasi komponen tetap dan variable dengan menggunakan rumus berikut:
Komponen tetap = (Biaya rendah + Biaya tinggi) / 2 = (120 + 500) / 2 = 310
Komponen variable = (Jam pemeriksaan tinggi - Jam pemeriksaan rendah) / (Biaya tinggi - Biaya rendah) = (50 - 10) / (500 - 120) = 0.09
Dengan demikian, estimasi komponen tetap dan variable biaya pemeriksaan menggunakan metode tinggi rendah adalah 310 dan 0.09, masing-masing.
Untuk mengestimasi komponen tetap dan variable biaya pemeriksaan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, kita perlu mencari persamaan garis yang paling baik menggambarkan data tersebut. Persamaan garis yang paling baik adalah garis yang memiliki residual (perbedaan antara data aktual dan data prediksi) yang paling kecil.
Kita dapat mencari persamaan garis tersebut dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Persamaan garis yang dihasilkan adalah y = 0.09x + 310, di mana x adalah jam pemeriksaan dan y adalah biaya pemeriksaan.
Dengan demikian, estimasi komponen tetap dan variable biaya pemeriksaan menggunakan metode kuadrat terkecil adalah 310 dan 0.09, masing-masing.
Semoga jawaban ini membantu.Misalkan Anda memiliki data berikut : Biaya Pemeriksaan
Jam Pemeriksaan
Rp. 120
10
Rp. 220
20
Rp. 320
30
Rp. 440
40
Rp. 500
50
DIMINTA:
Estimasilah komponen tetap dan variable untuk biaya pemeriksaan dengan menggunakan metode tinggi rendah.
Estimasilah komponen tetap dan variable untuk biaya pemeriksaan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.
Komponen Tetap:
Metode Tinggi Rendah: Rp 100
Metode Kuadrat Terkecil: Rp 60
Komponen Variable:
Metode Tinggi Rendah: Rp 20 per jam
Metode Kuadrat Terkecil: Rp 4 per jam
Drysdale Dairy memproduksi beberapa macam produk dari susu. Di departemen 12, krim (diterima dari departemen 6) dan bahan lainnya (gula dan pemberi rasa) dicampur serta diaduk untuk dijadikan es krim. Data berikut ini adalah untuk departemen 12 pada bulan Agustus. Produksi :
Unit dalam proses, 1 Agustus (25% selesai)* Rp. 40.000 Unit yang diselesaikan dan ditransfer ke departemen lain Rp. 120.000 Unit dalam proses, 31 Agustus (60% selesai)* Rp. 30.000
Biaya
Barang dalam proses, 1 Agustus :
Diterima dari departemen 6 Rp. 2.100
Bahan Rp. 1.500
Biaya konversi Rp. 3.000
Total Rp. 6.600
Biaya saat ini :
Diterima dari departemen 6 Rp. 30.900
Bahan Rp. 22.500
Biaya konversi Rp. 45.300
Total Rp. 98.700
*) Berkenan dengan biaya konversi
DIMINTA :
Berapa unit yang diterima atau ditransfer masuk pada bulan tersebut ?
Hitunglah unit ekuivalen untuk kategori berikut : diterima dari, bahan, dan konversi.
Hitunglah biaya per unit untuk kategori berikut : diterima dari, bahan, dan konversi. Hitunglah total biaya per unit.
Jawaban:
Unit yang diterima atau ditransfer masuk pada bulan Agustus adalah 120.000 unit.
Unit ekuivalen untuk diterima dari departemen 6 adalah 25.800 unit (2.100 / 40.000 x 120.000).
Unit ekuivalen untuk bahan adalah 18.000 unit (1.500 / 40.000 x 120.000).
Unit ekuivalen untuk biaya konversi adalah 36.000 unit (3.000 / 40.000 x 120.000).
Biaya per unit untuk diterima dari departemen 6 adalah 0,21 (2.100 / 25.800).
Biaya per unit untuk bahan adalah 0,13 (1.500 / 18.000).
Biaya per unit untuk biaya konversi adalah 0,38 (3.000 / 36.000).
Total biaya per unit adalah 0,72 (0,21 + 0,13 + 0,38).
Drysdale Dairy memproduksi beberapa macam produk dari susu. Di departemen 12, krim (diterima dari departemen 6) dan bahan lainnya (gula dan pemberi rasa) dicampur serta diaduk untuk dijadikan es krim. Data berikut ini adalah untuk departemen 12 pada bulan Agustus. Produksi :
Unit dalam proses, 1 Agustus (25% selesai)* Rp. 40.000 Unit yang diselesaikan dan ditransfer ke departemen lain Rp. 120.000 Unit dalam proses, 31 Agustus (60% selesai)* Rp. 30.000
Biaya
Barang dalam proses, 1 Agustus :
Diterima dari departemen 6 Rp. 2.100
Bahan Rp. 1.500
Biaya konversi Rp. 3.000
Total Rp. 6.600
Biaya saat ini :
Diterima dari departemen 6 Rp. 30.900
Bahan Rp. 22.500
Biaya konversi Rp. 45.300
Total Rp. 98.700
*) Berkenan dengan biaya konversi
DIMINTA :
Berapa unit yang diterima atau ditransfer masuk pada bulan tersebut ?
Hitunglah unit ekuivalen untuk kategori berikut : diterima dari, bahan, dan konversi.
Hitunglah biaya per unit untuk kategori berikut : diterima dari, bahan, dan konversi. Hitunglah total biaya per unit.
Jawaban:
Dari data yang disediakan, di departemen 12 pada bulan Agustus terdapat 120.000 unit yang diselesaikan dan ditransfer ke departemen lain. Jadi, 120.000 unit adalah jawaban pertama dari pertanyaan yang diajukan.
Untuk menghitung unit ekuivalen, pertama-tama kita harus menghitung jumlah unit yang diterima dari departemen 6. Kita bisa melakukan ini dengan menggunakan data produksi dan biaya pada bulan Agustus. Pada 1 Agustus, ada 40.000 unit dalam proses dengan biaya Rp. 6.600, dan pada 31 Agustus ada 30.000 unit dalam proses dengan biaya Rp. 98.700. Kita bisa menggunakan data ini untuk menghitung biaya per unit pada 1 Agustus, yaitu Rp. 165 per unit. Kemudian, kita dapat menghitung jumlah unit yang diterima pada bulan Agustus dengan menggunakan biaya dari departemen 6 yang disediakan, yaitu Rp. 30.900. Dengan menggunakan biaya per unit yang telah kita hitung sebelumnya, kita dapat menghitung jumlah unit yang diterima pada bulan Agustus, yaitu 186 unit.
Kita dapat menghitung unit ekuivalen untuk bahan dan biaya konversi dengan menggunakan metode yang sama. Jumlah bahan yang digunakan pada bulan Agustus adalah Rp. 22.500, dan biaya konversi pada bulan tersebut adalah Rp. 45.300. Dengan menggunakan biaya per unit yang telah kita hitung sebelumnya, kita dapat menghitung bahwa 137 unit bahan digunakan pada bulan Agustus, dan 292 unit biaya konversi digunakan pada bulan tersebut.
Untuk menghitung biaya per unit, kita dapat menggunakan data yang sama yang kita gunakan untuk menghitung unit ekuivalen. Kita dapat menghitung biaya per unit untuk departemen 6, bahan, dan biaya konversi dengan menggunakan biaya total dan jumlah unit yang telah kita hitung sebelumnya. Biaya per unit untuk departemen 6 adalah Rp. 165 per unit, biaya per unit untuk bahan adalah Rp. 163 per unit, dan biaya per unit untuk biaya konversi adalah Rp. 155 per unit.
Untuk menghitung total biaya per unit, kita dapat menggunakan biaya per unit yang telah kita hitung sebelumnya. Total biaya per unit adalah jumlah dari biaya per unit untuk departemen 6, bahan, dan biaya konversi.
Informasi yang diketahui pada akhir periode (31 Des 2011) antara lain: 1.Persediaan barang dagangan akhir Rp. 69.000.000 2.Perlengkapan toko telah habis terpakai Rp. 330.000
3.Asuransi telah terpakai 7 bulan utk pertanggungan 2 tahun
4.Penyusutan peralatan toko sebesar Rp. 1.401.000
5.Penyusutan peralatan kantor sebesar Rp. 310.000
6.Penyusutan gedung sebesar Rp. 9.000.000
7.Gaji bagian penjualan sebesar Rp. 150.000 akan dibayar bulan depan
8.Beban iklan bulan Desember untuk 10 kali penerbitan dan telah
diterbitkan sebanyak 8 kali
9.Beban gaji pegawai kantor masih merupakan persekot sebesar Rp.
100.000
10.Sewa yang diterima dalam tahun 2011 adalah untuk jangka 1 tahun dan sewa yang belum jatuh tempo sebanyak 3 bulan
11.Bunga terhutang per 31 Desember Rp. 27.500
Diminta:
Membuat jurnal penyesuaian dalam bentuk jurnal umum
Penjelasan:
Berikut ini adalah jurnal penyesuaian dalam bentuk jurnal umum untuk informasi yang diketahui pada akhir periode (31 Des 2011):
1. Persediaan barang dagangan akhir Rp. 69.000.000
Debit: Persediaan Barang Dagangan Rp. 69.000.000
Kredit: Pendapatan Usaha Rp. 69.000.000
2. Perlengkapan toko telah habis terpakai Rp. 330.000
Debit: Beban Perlengkapan Toko Rp. 330.000
Kredit: Persediaan Perlengkapan Toko Rp. 330.000
3. Asuransi telah terpakai 7 bulan utk pertanggungan 2 tahun
Debit: Beban Asuransi Rp. (7/12 x 2 x Rp. X)
Kredit: Asuransi Rp. (7/12 x 2 x Rp. X)
4. Penyusutan peralatan toko sebesar Rp. 1.401.000
Debit: Beban Penyusutan Peralatan Toko Rp. 1.401.000
Kredit: Akumulasi Penyusutan Peralatan Toko Rp. 1.401.000
5. Penyusutan peralatan kantor sebesar Rp. 310.000
Debit: Beban Penyusutan Peralatan Kantor Rp. 310.000
Kredit: Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor Rp. 310.000
6. Penyusutan gedung sebesar Rp. 9.000.000
Debit: Beban Penyusutan Gedung Rp. 9.000.000
Kredit: Akumulasi Penyusutan Gedung Rp. 9.000.000
7. Gaji bagian penjualan sebesar Rp. 150.000 akan dibayar bulan depan
Debit: Gaji Bagian Penjualan Rp. 150.000
Kredit: Utang Gaji Rp. 150.000
8. Beban iklan bulan Desember untuk 10 kali penerbitan dan telah diterbitkan sebanyak 8 kali
Debit: Beban Iklan Rp. (10/12 x Rp. X)
Kredit: Utang Iklan Rp. (10/12 x Rp. X)
9. Beban gaji pegawai kantor masih merupakan persekot sebesar Rp. 100.000
Debit: Beban Gaji Pegawai Kantor Rp. 100.000
Kredit: Persekot Gaji Pegawai Kantor Rp. 100.000
10. Sewa yang diterima dalam tahun 2011 adalah untuk jangka 1 tahun dan sewa yang belum jatuh tempo sebanyak 3 bulan
Debit: Pendapatan Sewa Rp. (12/12 - 3/12 x Rp. X)
Kredit: Utang Sewa Rp. (12/12 - 3/12 x Rp. X)
11. Bunga terhutang per 31 Desember Rp. 27.500
Debit: Pendapatan Bunga Rp. 27.500
Kredit: Utang Bunga Rp. 27.500
Lawton Company memproduksi kantong tidur. Pada awal bulan September, informasi berikut diberikan oleh akuntan mereka : Persediaan bahan baku Rp. 37.000 Persediaan barang dalam proses Rp. 18.000 Persediaan barang jadi Rp. 20.200
Selama bulan September, biaya tenaga kerja langsung adalah Rp. 40.500, pembelian bahan baku adalah Rp. 61.500, dan total biaya overhead adalah Rp. 105.750.
Persediaan akhir bulan September adalah :
DIMINTA :
Persediaan bahan baku Rp. 16.800 Persediaan barang dalam proses Rp. 29.500 Persediaan barang jadi Rp. 19.100
Susunlah Laporan harga pokok produksi untuk bulan September.
Susunlah Laporan harga pokok penjualan untuk bulan September
Jawaban:
Total Harga Pokok Produksi = Rp. 244.750
Total Harga Pokok Penjualan = Rp. 289.400
Penjelasan:
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI BULAN SEPTEMBER
Biaya Bahan Baku:
Awal Bulan = Rp. 37.000
Pembelian = Rp. 61.500
Total = Rp. 98.500
Biaya Tenaga Kerja Langsung:
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 40.500
Biaya Overhead:
Biaya Overhead = Rp. 105.750
Total Harga Pokok Produksi:
Total Harga Pokok Produksi = Rp. 244.750
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN BULAN SEPTEMBER
Harga Pokok Produksi:
Harga Pokok Produksi = Rp. 244.750
Persediaan Akhir Bulan:
Persediaan Bahan Baku = Rp. 16.800
Persediaan Barang Dalam Proses = Rp. 29.500
Persediaan Barang Jadi = Rp. 19.100
Total Harga Pokok Penjualan:
Total Harga Pokok Penjualan = Rp. 289.400
Buatlah yel-yel yg bertema persahabatan
Jawaban:
1. Bersama berkatakan salam, persahabatan tak terpisahkan
Tingkatkanlah semangat dan semanggi bahagia
Kita jalin dengan cinta, persahabatan tak tergantikan
Kita senyum dan bersahabat, bersama teruslah setia
2. Bersama kita bersaing, persahabatan tak tergantikan
Lebih tinggi kualitas, semangat pun tambah jaya
Kita bersama saling menghargai, persahabatan tak terbelah
Bersama kita berbagi, hari-harilah bersuka ria
3. Kita bersama bersinar, persahabatan tak berputus
Kita bersama saling menghormati, bersama tak terbelah
Kita bersama saling menopang, persahabatan tak tergugat
Kita bersama saling setia, bersama takkan terpisah
13) Bila laba perusahaan berfluktuasi naik turun, maka sumber pendanaan yang risikonya paling tinggi adalah yang bersal dari .... A. obligasi B. saham prioritas C. saham biasa D. luar negeri
vbb bvjjjjhhjjhhhhbbvffdeess
Pada tanggal 1 Januari 2019, PT. JOE mengimpor barang dari India dengan harga faktur US$ 160.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 34/PMK.010/2017 lampiran API/Non API. Biaya asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 6% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 11% dari harga faktur. Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 26% dan 11%. Kurs yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp12.000. Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT JAYA memiliki API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API? mohon bantuannya
Penjelasan:
NI = CIF + Biaya lain
CIF :
Total CIF $ 187.200
CIF dalam rupiah $ 187.200 × Rp 12.000 = Rp 2.246.400.000
Biaya lain :
Total biaya lain Rp 831.168.000
NI = CIF + Biaya lain
= Rp 2.246.400.000 + Rp 831.168.000
= Rp 3.077.568.000
1. memiliki dokumen API
= 2,5% × Rp 3.077.568.000
= Rp 76.939.200
2. jika tidak memiliki dokumen API
= 7,5% × Rp 3.077.568.000
= Rp 230.817.600
tolong dijadikan jawaban terbaik ya.
Sdr. A dengan Status Kawin mempunyai Anak 3 orang (K/3) dan memiliki usaha Toko mendapat memproleh Penghasilan Bersih untuk Tahun 2018 Rp 100.000.000 dan Tahun 2009 Rp.600.000.000,00 Hitung berapa besarnya Pajak Terutang Tahun 2008 dan Tahun 2009 atas nama Sdr. A tersebut ! Perhatikan PTKP masing-masing tahun
Mohon bantuannya
Untuk menghitung pajak terutang atas nama Sdr. A, pertama-tama kita perlu mengetahui Penghasilan Kena Pajak (PKP) Sdr. A pada Tahun 2008 dan 2009. Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah jumlah penghasilan bersih setelah dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berlaku pada tahun tersebut. PTKP adalah batas penghasilan maksimal yang tidak dikenakan pajak. PTKP terdiri dari dasar pengenaan pajak yang sama untuk setiap orang, yaitu Rp 54.000.000 per tahun, ditambah dengan jumlah tambahan PTKP yang diberikan untuk setiap anak. Jumlah tambahan PTKP untuk setiap anak adalah Rp 4.500.000 per tahun. Dengan demikian, PTKP Sdr. A pada Tahun 2008 adalah Rp 54.000.000 + 3 * Rp 4.500.000 = Rp 66.000.000 per tahun.
Untuk menghitung pajak terutang pada Tahun 2008, pertama-tama kita perlu menghitung PKP Sdr. A pada tahun tersebut. PKP Sdr. A pada Tahun 2008 adalah Rp 100.000.000 - Rp 66.000.000 = Rp 34.000.000. Selanjutnya, kita dapat menghitung pajak terutang Sdr. A pada Tahun 2008 dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tahun tersebut. Tarif pajak pada Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
Penghasilan kena pajak hingga Rp 50.000.000: 5%
Penghasilan kena pajak di atas Rp 50.000.000 hingga Rp 250.000.000: 15%
Penghasilan kena pajak di atas Rp 250.000.000 hingga Rp 500.000.000: 25%
Penghasilan kena pajak di atas Rp 500.000.000: 30%
Dari tarif pajak di atas, dapat dilihat bahwa PKP Sdr. A pada Tahun 2008 adalah Rp 34.000.000, yang berada dalam kisaran Penghasilan kena pajak hingga Rp 50.000.000. Dengan demikian, pajak terutang Sdr. A pada Tahun 2008 adalah Rp 34.000.000 * 5% = Rp 1.700.000.
Untuk menghitung pajak terutang pada Tahun 2009, pertama-tama kita perlu menghitung PKP Sdr. A pada tahun tersebut. PKP Sdr. A pada Tahun 2009 adalah Rp 600
Proyek A membutuhkan investasi sebesar Rp 160.000.000,-, aliran kas masu atau proceeds di perkirakan selama 6 tahun adalah sebagai berikut : Tahun 1 Rp 55.000.000,- Tahun 2 Rp 60.000.000,- Tahun 3 Rp 75.000.000,- Tahun 4 Rp 85.000.000,- Tahun 5 Rp 90.000.000,- Tahun 6 Rp 95.000.000,- Dengan tingkat Discont Rate 20 % minta : Dari data tersebut di atas buatlah analisis pengambilan keputusan apakah proyek A layak di laksanakan atau tidak dengan metode ARR, PBP, DPP, NPV, PI, IRR
Penjelasan:
Untuk menentukan apakah proyek A layak dilaksanakan atau tidak, kita dapat menggunakan beberapa metode seperti ARR, PBP, DPP, NPV, PI, dan IRR.
1. ARR atau average accounting rate of return adalah rasio keuntungan rata-rata terhadap investasi awal. Nilai ARR dihitung dengan menggunakan rumus:
ARR = (Total keuntungan - Total investasi awal) / Total investasi awal x 100%
Dengan menggunakan data yang diberikan, kita dapat menghitung nilai ARR dari proyek A sebagai berikut:
ARR = (550.000.000 - 160.000.000) / 160.000.000 x 100% = 244%
Karena nilai ARR dari proyek A lebih besar dari 100%, maka proyek A layak dilaksanakan dari segi ARR.
2. PBP atau payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal. Nilai PBP dihitung dengan menggunakan rumus:
PBP = Total investasi awal / Aliran kas masuk per tahun
Dengan menggunakan data yang diberikan, kita dapat menghitung nilai PBP dari proyek A sebagai berikut:
PBP = 160.000.000 / 55.000.000 = 2,91 tahun
Karena nilai PBP dari proyek A kurang dari 3 tahun, maka proyek A layak dilaksanakan dari segi PBP.
3. DPP atau discounted payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal setelah dikurangi dengan tingkat diskonto. Nilai DPP dihitung dengan menggunakan rumus:
DPP = Total investasi awal / (Aliran kas masuk per tahun x (1 + Tingkat diskonto))
Dengan menggunakan data yang diberikan, kita dapat menghitung nilai DPP dari proyek A sebagai berikut:
DPP = 160.000.000 / (55.000.000 x (1 + 20%)) = 2,53 tahun
Karena nilai DPP dari proyek A kurang dari 3 tahun, maka proyek A layak dilaksanakan dari segi DPP.
4. NPV atau net present value adalah nilai sekarang dari seluruh aliran kas masuk yang diharapkan dari suatu proyek setelah dikurangi dengan investasi awal dan ditambah dengan nilai terminal. Nilai NPV dihitung dengan menggunakan rumus:
NPV = ∑ (Aliran kas masuk per tahun x (1 - Tingkat diskonto)) - Investasi awal
Dengan menggunakan data yang diberikan, kita dapat menghitung nilai NPV dari proyek A sebagai berikut:
NPV = (55.000.000 x (1 - 20%) + 60.000.000 x (1 - 20%) + 75.000.000 x (1 - 20%) + 85.000.000 x (1 - 20%) + 90.000.000 x (1 - 20%) + 95.000.000 x (1 - 20%)) - 160.000.000 = 214.000.000 - 160.000.000 = 54.000.000
Karena nilai NPV dari proyek A lebih besar dari 0, maka proyek A layak dilaksanakan dari segi NPV.
5. PI atau profitability index adalah rasio present value dari aliran kas masuk terhadap investasi awal. Nilai PI dihitung dengan menggunakan rumus:
PI = (Total present value dari aliran kas masuk) / Investasi awal
Dengan menggunakan data yang diberikan, kita dapat menghitung nilai PI dari proyek A sebagai berikut:
PI = (55.000.000 x (1 - 20%) + 60.000.000 x (1 - 20%) + 75.000.000 x (1 - 20%) + 85.000.000 x (1 - 20%) + 90.000.000 x (1 - 20%) + 95.000.000 x (1 - 20%)) / 160.000.000 = 214.000.000 / 160.000.000 = 1,33
Karena nilai PI dari proyek A lebih besar dari 1, maka proyek A layak dilaksanakan dari segi PI.
6. IRR atau internal rate of return adalah tingkat diskonto yang menyebabkan NPV bernilai 0. Nilai IRR dapat dihitung dengan menggunakan metode interpolasi atau dengan menggunakan perangkat lunak khusus untuk mencari nilai IRR.
Dengan menggunakan data yang diberikan, kita dapat mencari nilai IRR dari proyek A sebagai berikut:
IRR = 20%
Karena nilai IRR dari proyek A lebih besar dari tingkat diskonto, maka proyek A layak dilaksanakan dari segi IRR.
Jadi, dari semua metode yang digunakan, proyek A layak dilaksanakan karena semua metode memberikan hasil yang positif. Namun, sebaiknya Anda juga melakukan analisis lain seperti analisis risiko dan analisis sensitivitas untuk memastikan kelayakan proyek A secara keseluruhan.
Sebutkan pembagian bank berdasarkan target Pasar
Jawaban:
JENIS BANK MENURUT TARGET PASAR
1. Retail Bank
Bank yg menfokuskan pelayanan dan transaksi kpd nasabah-nasabah retail. Retail adalah nasabah-nasabah individual, perusahaan dan lembaga lain yang skala kecil
2. Corporate Bank
Ri n
c. dana cadangan
8. Laporan realisasi pelaksanaan APB Desa disampaikan paling lambat pada akhir bulan....
a. September
b. Juni
c. Agustus
d. Juli
e. Oktober
Jumlah Sil PA como de
ndapatan transfer
Jawaban:
d Juli kak/bang
Penjelasan:
itutuh d. juli
Dari data diatas buatlah ayat jurnal penyesuaian perusahaan Servis TV Bionic
Jawaban:
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat terkait transaksi - transaksi berikut adalah sebagai berikut
Pembahasan
1. Pemakaian perlangkapan
Dr. Beban perlengkapan kantor Rp 1.000.000
Dr. Beban perlengkapan bengkel Rp 1.500.000
Cr. Perlengkapan Rp 2.500.000
2. Iklan dibayar dimuka
Dr. Beban Iklan (dihitung porsi tahun berjalan saja, tidak ada ket di soal)
Cr. Iklan dibayar di muka
3. Beban Sewa
Dr. Beban Sewa Rp 600.000
Cr. Sewa dibayar di muka Rp 600.000
4. Penyusutan gedung
Dr. Beban penyusutan gedung Rp 1.500.000
Cr. Akumulasi penyusutan gedung Rp 1.500.000
5. Penyusutan peralatan
Dr. Beban penyusutan peralatan Rp 1.000.000
Cr. Akumulasi penyusutan peralatan Rp 1.000.000
6. Bunga yang masih harus dibayar
Dr. Beban bunga Rp 200.000
Cr. Utang bunga Rp 200.000
7. Bunga yang masih harus diterima
Dr. Beban bunga Rp 400.000
Cr. Piutang bunga Rp 400.000
8. Pendapatan service
Dr. Pendapatan Rp 1.000.000
Cr. Accrued revenue Rp 1.000.000
9. Asuransi dibayar di muka
Dr. Beban asuransi (dihitung porsi tahun berjalan saja, tidak ada ket di soal)
Cr. Asuransi dibayar di muka
10. Gaji yang masih harus dibayar
Dr. Beban gaji Rp 500.000
Cr. Utang gaji Rp 500.000
11. Listrik yang masih harus dibayar
Dr. Beban Listrik Rp 100.000
Cr. Utang Listrik Rp 100.000
12. Air minum yang masih harus dibayar
Dr. Beban Air minum Rp 50.000
Cr. Utang Air minum Rp 50.000
13. Telepon yang masih harus dibayar
Dr. Beban Telepon Rp 100.000
Cr. Utang Telepon Rp 100.000
14. Komisi yang masih harus dibayar
Dr. Beban Komisi Rp 50.000
Cr. Utang Komisi Rp 50.000
-----------------------------
Detil jawaban
Kelas: 12
Mapel: Ekonomi
Bab: Bab 3 - Penyusunan Siklus Akuntansi pada Perusahaan Jasa
Kode:4.0.4
Kata Kunci: Perusahaan Jasa, Jurnal Umum, Beban, Dibayar di muka
Pada tugas akhir sekolah, anak-anak diberi tugas berkelompok, membuat sebuah persegi dan sebuah persegi panjang dengan ketentuan luas persegi sama dengan Luas persegi panjang. Salah satu kelompok, membuat persegi panjang dengan panjang sisi 5 satuan lebihnya dari panjang sisi persegi dan lebar sisi 4 satuan kurangnya dari panjang sisi persegi. Hitunglah panjang sisi persegi tersebut.
Jawaban:
......................
9. Berikut ini yang tidak termasuk fasilitas Recurring pada myob adalah a. Pembelian
b. Pembayaran
c. Penjualan
d. Pengembalian
e. Penerimaan
Jawaban:
e. penerimaan
Penjelasan:
maaf kalo salah
Jawaban:
Semuanya termasuk dalam fasilitas recurring
Maaf jika salah
Semoga membantu:D
36. Tata cara pembayaran pajak diatur dalam UU No.16 Tahun 2000. Penyetoran untuk PPh pasal 4
ayat 2 yang dipungut pihak lain adalah
a. Pemungutan pajak
b. Penerimaan penghasilan
c. Pemotongan penghasilan
d. potong pahak
e. pembayar pahak
Jawaban:
a. pemungutan pajak
Penjelasan:
pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final atas penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.