Jawaban:
Ada 5
Penjelasan:
Untuk melakukan praktikum di laboratorium dengan tugas membuat larutan encer asam sulfat (H₂SO4), siswa perlu memakai beberapa peralatan sebagai alat pengaman diri. Berikut adalah beberapa peralatan yang perlu dipakai:
Sarung tangan pelindung: Digunakan untuk melindungi tangan dari bahan kimia yang berbahaya atau dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Kacamata pelindung: Digunakan untuk melindungi mata dari bahan kimia yang berbahaya atau dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Lab coat: Digunakan untuk melindungi pakaian dari bahan kimia yang berbahaya atau dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Masker: Digunakan untuk melindungi mulut dan hidung dari bahan kimia yang berbahaya atau dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Sepatu pelindung: Digunakan untuk melindungi kaki dari bahan kimia yang berbahaya atau dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Tulis reaksi ionisasi dari asam fosfat dan besi (III) hidroksida dan tentukan valensi asam dan valensi basanya? .
Ionisasi Asam Fosfat
Ionisasi Besi (III) Hidroksida atau Ferum Hidroksida
Valensi asam merupakan jumlah atom Hidrogen atau atom H, yang terdapat pada reaksi yang sedang berlangsung, sedangkan Valensi basa merupakan jumlah atom OH atau Hidroksida, yang terdapat pada reaksi yang sedang berlangsung. Valensi asam atau valensi basa suatu larutan dapat kita temukan dengan melihat koefisien pada atom H atau unsur OH yang ada pada reaksi ionisasi.
Reaksi Ionisasi merupakan reaksi yang melepaskan atau menguraikan ion ion nya menjadi unsur unsur pembentuk dari senyawa yang diuraikan. Jadi, pada reaksi ionisasi, kita bisa melihat muatan ion yang dimiliki unsur dalam senyawa tersebut.
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Ayo lebih perdalam lagi pemahaman mu mengenai materi ini pada brainly.co.id/tugas/14058073
Detil JawabanKelas: XI
Mapel: Kimia
Bab: Asam dan Basa
Sub Bab: Valensi asam
#JadiRankingSatu
4. Senyawa amfoter adalah senyawa yang dapat bersifat asam sekaligus basa benarkah bahwa air merupakan senyawa amfoter? tunjukkan dengan reaksi.
Jawaban:
Air adalah senyawa amfoter, artinya dapat berperilaku sebagai asam atau basa tergantung pada keadaan. Air dapat terionisasi untuk menghasilkan ion hidronium (H3O+) dan ion hidroksida (OH-) dalam larutan berair, seperti yang ditunjukkan dalam persamaan berikut:
Perilaku asam:
H2O + H2O -> H3O+ + OH-
Perilaku dasar:
H3O+ + H2O -> H2O + OH-
Dalam persamaan pertama, air bertindak sebagai asam, menyumbangkan proton (H+) ke molekul air lain untuk menghasilkan ion hidronium (H3O+). Dalam persamaan kedua, air bertindak sebagai basa, menerima proton dari ion hidronium untuk menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Air merupakan senyawa yang unik karena dapat terionisasi menghasilkan ion H3O+ dan OH-, membuatnya mampu berperilaku baik sebagai asam maupun basa. Properti ini dikenal sebagai amfoterisme.
5. Tentukan derajat ionisasi dari asam sulfida HS, bila diketahui sebanyak 0. 002 mol asam yang terionisasi dari 0,5 mol asam yang dilarutkan dalam air!
Jawab:.
Jawaban:
Untuk menentukan derajat ionisasi dari asam sulfida HS, kita dapat menggunakan rumus derajat ionisasi yang didefinisikan sebagai berikut:
Derajat ionisasi = (jumlah mol yang terionisasi/jumlah mol yang dilarutkan) x 100%
Jadi, untuk kasus ini, kita bisa menghitung derajat ionisasi dari asam sulfida HS dengan cara sebagai berikut:
Derajat ionisasi = (0.002 mol/0.5 mol) x 100%
Derajat ionisasi = 0.4%
Jadi, derajat ionisasi dari asam sulfida HS adalah 0.4%.
Difusi dalam kristal diatur oleh lompatan atom di antara posisi yang diizinkan yang ditentukan dengan baik pada matriks kristal atau posisi interstisial. Apakah kalimat pernyataan tersebut benar atau salah, berikan alasannya
Jawaban:
Kalimat pernyataan tersebut salah. Posisi interstisial bukan merupakan metrik kristal yang diizinkan. Posisi interstisial adalah ruang di antara atom-atom dalam matriks kristal yang bisa diisi dengan atom lain atau ion. Difusi dalam kristal dipengaruhi oleh jumlah energi kinetik dan potensial, serta gaya tarik antar atom yang membentuk matriks kristal.
Apa yang dapat kamu simpulkan? Uraikan prinsip dasar cara pembuatan magnet yang sesuai
dengan langkah kerja 1, 2, dan 3!.
Jawaban:
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq
Jumlah (mol) senyawa dalam 15.8 kg Fe(C104)3
Jumlah mol (n) senyawa tersebut adalah sebanyak 45 mol.
PembahasanJumlah mol pada suatu senyawa merupakan hasil perbandingan antara massa senyawa yang diketahui dengan massa molekul relatif senyawa yang diketahui juga. (Hubungan mol dengan massa senyawa).
Saya akan menjabarkan cara saya menemukan jawaban diatas
Yuk, simak lebih lanjut materi tentang stoikiometri (perhitungan kimia) pada brainly.co.id/tugas/35186269
#BelajarBersamaBrainly
Makanan di bawah ini yang mengandung sumber protein nabati adalah a.ikan lele
b.kacang hijau
c.tomat
d.wortel
Jawaban:
Jawaban nya, B kacang hijau
A) Tuliskan struktur asam 2 Cloro, 3,4 dimetil pentanoat
b) Tuliskan 2,4 dimetil heksana
Jawaban:
Penjelasan:
a) Struktur asam 2-cloro, 3,4-dimetil pentanoat adalah sebagai berikut:
H3C-C(O)C(Cl)-CH2-CH(CH3)-CH(CH3)-CH2-C(O)OH
Asam ini terdiri dari gugus karboksil (-C(O)OH) dan gugus metil (-CH3) yang terikat pada cincin karbon yang terdiri dari lima atom karbon. Asam ini juga mengandung gugus cloro (-Cl) yang terikat pada atom karbon ke-2 dari cincin karbon tersebut.
b) 2,4-dimetil heksana adalah senyawa kimia yang memiliki rumus molekul C8H18. Struktur 2,4-dimetil heksana adalah sebagai berikut:
H3C-CH2-CH2-C(CH3)-CH(CH3)-CH2-CH2-CH3
2,4-dimetil heksana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik yang terdiri dari cincin karbon yang terdiri dari enam atom karbon, dengan gugus metil (-CH3) terikat pada atom karbon ke-2 dan ke-4 dari cincin tersebut.
1 mol mengandung 6,0 x partikel yang disebut bilangan Avogadro. Tuliskan persamaan hubungan. Antara jumlah mol dalam suatu sampel unsur dan jumlah atom yang dikandungnya!
Jawaban:
R = N/NA, dimana:
R = Jumlah mol dalam suatu sampel unsur
N = Jumlah atom yang dikandungnya
NA = 6 x 10^23, yaitu Bilangan Avogadro
Penjelasan:
Dengan menggunakan persamaan ini, jumlah mol unsur dalam suatu sampel dapat dihitung dengan mengkalikan jumlah atom yang ada dengan bilangan Avogadro. Misalnya, jika suatu sampel memiliki sejumlah jumlah atom yang dihitung sebagai N, maka jumlah mol dinyatakan sebagai:
R = N/NA
Jadi, jumlah mol unsur dalam suatu sampel dapat dihitung dengan membagi jumlah atom yang dikandungnya dengan 6 x 10^23.
Tentukan jari-jari atom karbon C 6 12 dalam satuan Fermi jika diketahui Ro= 1,2 X 10 pangkat -3 cm.
Jawaban:
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq
Hitunglah berat gas S2 dalam tangki yang mempunyai volume 20 liter tekanan 9 atmosfer dan suhu 28 c
Jawaban:
Berat gas S2 dalam tangki adalah:
1. Hitung jumlah mol gas S2 dalam tangki. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan persamaan ideal gas, yaitu PV = nRT. Di mana P adalah tekanan (dalam atmosfer), V adalah volume (dalam liter), n adalah jumlah mol, R adalah konstanta gas, dan T adalah suhu (dalam Kelvin). Dengan nilai-nilai yang telah diberikan di atas, n = (9 x 20)/(0,082054 x (28 + 273)) = 28,65 mol.
2. Hitung berat gas S2 dalam tangki. Berat total gas S2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: W = nM, di mana W adalah berat (dalam gram), n adalah jumlah mol, dan M adalah masa molar (dalam gram/mol). Jika massa molar gas S2 adalah 64 g/mol, maka berat total gas S2 dalam tangki adalah W = 28,65 x 64 = 1836,6 gram atau 1,84 kg.
Hitunglah berat gas S2 dalam tangki yang mempunyai volume 20 liter tekanan 9 atmosfer dan suhu 28 c
Penjelasan:
Rumus :
Massa = (PV/RT) × Mr
Mr X2 = Sigma X × Ar X
Jawab :
Massa = (9 atm × 20 L / 0,082 L.atm/mol-K × 301) × Sigma 2 × 32 g.mol^-1
= 180 / 24,68 × 64 g.mol^-1
= 0,466 Kg
Untuk menunjukkan suatu senyawa mengandung klorida dapat dilakukan dengan mereaksikan larutan zat uji dengan.
Jawaban:
untuk mengetahui suatu senyawa mengandung klorida dapat dilakukan dengan mereaksikan larutan zat uji dengan zn
Air suling air garam asam cuka natrium hidroksida urea air gula amonium hidroksida asam sitrat asam sulfat dari senyawa-senyawa tersebut kelompokkan jenis senyawa.
Jawaban:
Senyawa organik:
Senyawa anorganik:
Penjelasan:
Air suling dan air garam adalah senyawa yang terdiri dari air (H2O) dan ion-ion metalik atau non-metalik. Kedua senyawa ini dapat dikategorikan sebagai senyawa ionik.
Asam cuka adalah senyawa organik yang terdiri dari ion hidrogen (H+) dan ion metanol (CH3OH-). Asam cuka dapat dikategorikan sebagai senyawa asam karena mengalami ionisasi dengan mudah dan memiliki pH yang lebih rendah dari 7.
Natrium hidroksida adalah senyawa yang terdiri dari natrium (Na+) dan ion hidroksida (OH-). Natrium hidroksida dapat dikategorikan sebagai senyawa basa karena mengalami ionisasi dengan mudah dan memiliki pH yang lebih tinggi dari 7.
Urea adalah senyawa organik yang terdiri dari atom karbon, atom nitrogen, dan atom oksigen. Urea tidak dapat dikategorikan sebagai asam atau basa karena tidak mengalami ionisasi dengan mudah.
Air gula adalah senyawa yang terdiri dari air (H2O) dan glukosa (C6H12O6). Air gula tidak dapat dikategorikan sebagai asam atau basa karena tidak mengalami ionisasi dengan mudah.
Amonium hidroksida adalah senyawa yang terdiri dari ion amonium (NH4+) dan ion hidroksida (OH-). Amonium hidroksida dapat dikategorikan sebagai senyawa basa karena mengalami ionisasi dengan mudah dan memiliki pH yang lebih tinggi dari 7.
Asam sitrat adalah senyawa organik yang terdiri dari ion hidrogen (H+) dan ion sitrat (C6H5O7-). Asam sitrat dapat dikategorikan sebagai senyawa asam karena mengalami ionisasi dengan mudah dan memiliki pH yang lebih rendah dari 7.
Asam sulfat adalah senyawa inorganik yang terdiri dari ion hidrogen (H+) dan ion sulfat (SO4-2). Asam sulfat dapat dikategorikan sebagai senyawa asam karena mengalami ionisasi dengan mudah dan memiliki pH yang lebih rendah dari 7.
Tuliskan rumus molekul gugus fungsi ( 7 buah gugus fungsi) Kemudian masing masing kalian sebutkan tatanamanya dan berikan contohnya.
Berikut adalah rumus molekul dari 7 gugus fungsi yang dapat ditemukan dalam molekul organik, beserta contohnya:
1. Alkohol: R-OH
Contoh: etanol, metanol
2. Aldehyde: R-CHO
Contoh: formaldehid, acetaldehid
3. Keton: R-CO-R'
Contoh: acetone, 2-butanon
4. Asam karboksilat: R-COOH
Contoh: asam asetat, asam propionat
5. Ester: R-CO-O-R'
Contoh: etil asetat, butil propionat
6. Amida: R-CONH2
Contoh: urea, anilin
7. Karboksilat anhidrida: R-C(O)O-O-C(O)R'
Contoh: asam oksalat anhidrida, asam maleat anhidrida
Semoga membantu!
Asam askorbat (Vitamin C, Mr= 176,126) adalah suatu agen pereduksi yang bereaksi sebagai berikut: C6H8O6 C6H6O6 + 2H+ + 2e- Vitamin ini dapat ditentukan melalui oksidasi dengan suatu larutan standar I2. Suatu sampel sirup multivitamin sebanyak 200 mL diasamkan dan ditambahkan 10 mL I2 0,0500 M. Setelah reaksi berjalan seluruhnya, kelebihan I2 dititrasi dengan 38,65 mL Na2S2O3 0,0120 M. Hitunglah berapa mg asam askorbat per mL sirup multivitamin tersebut!
Jawaban:
Untuk menghitung jumlah asam askorbat dalam sampel sirup multivitamin tersebut, pertama-tama kita harus menghitung jumlah I2 yang terpakai dalam reaksi. Penambahan I2 tersebut akan membentuk 2 molekul asam askorbat, dengan 2 molekul elektron yang dilepaskan. Karena konsentrasi Na2S2O3 yang digunakan dalam titrasi adalah 0,0120 M, maka jumlah I2 yang terpakai dapat dicari dengan persamaan:
(0,0120 M) x (38,65 mL) = 0,4638 mol I2
Kemudian, jumlah asam askorbat dapat dicari dengan menggunakan persamaan di atas yang menunjukkan reaksi asam askorbat dengan I2, yaitu:
C6H8O6 + 2I2 + 2H+ 2C6H6O6 + 2I-
Karena jumlah I2 yang terpakai sebesar 0,4638 mol, maka jumlah asam askorbat yang terpakai juga sebesar 0,4638 mol. Dengan mengetahui jumlah asam askorbat yang terpakai dan massa molar asam askorbat, kita dapat menghitung jumlah massa asam askorbat yang terpakai dengan menggunakan persamaan:
Massa = Jumlah (mol) x Massa molar (g/mol)
Massa asam askorbat = 0,4638 mol x 176,126 g/mol = 81,955 g
Setelah mengetahui jumlah massa asam askorbat yang terpakai, kita dapat menghitung jumlah asam askorbat per mL sirup multivitamin dengan menggunakan persamaan:
Jumlah asam askorbat per mL sirup multivitamin = Massa asam askorbat (g) / Volume sirup multivitamin (mL)
Jumlah asam askorbat per mL sirup multivitamin = 81,955 g / 200 mL = 0,4098 g/mL atau 409,8 mg/mL.
Jadi, jumlah asam askorbat per mL sirup multivitamin adalah sebesar 409,8 mg/mL.
1) berapa jumlah atom pada unsur-unsur berikut ini: A)10,02 g Ca
b)8,062 g H
c)131,3 g Xe
d)404,603 g Sc?
2)Hitung massa molekul dari senyawa-senyawa berikut ini:
A)H2O
b)PH3
c)CCl4
d)B2H6
e)C6H6?
3)Suatu senyawa A ditemukan mengandung 24% berat karbon (C),4% berat hidrogen (H) dan 71% berat klorin (Cl).Tentukan rumus molekul senyawa A tersebut jika massa molekul totalnya 100
kk tolong di bantu jawab kk plis
Jawaban:
1) berapa jumlah atom pada unsur-unsur berikut ini:
A)10,02 g Ca
b)8,062 g H
c)131,3 g Xe
d)404,603 g Sc?
2)Hitung massa molekul dari senyawa-senyawa berikut ini:
A)H2O
b)PH3
c)CCl4
d)B2H6
e)C6H6?
3)Suatu senyawa A ditemukan mengandung 24% berat karbon (C),4% berat hidrogen (H) dan 71% berat klorin (Cl).Tentukan rumus molekul senyawa
JAWABAN
A tersebut jika massa molekul totalnya 100
a) 10,02 g Ca = 6.022 x 10^23 atoms Ca
b) 8,062 g H = 6.022 x 10^23 atoms H
c) 131,3 g Xe = 6.022 x 10^23 atoms Xe
d) 404,603 g Sc = 6.022 x 10^23 atoms Sc
a) Massa molekul H2O adalah 18 g/mol
b) Massa molekul PH3 adalah 67 g/mol
c) Massa molekul CCl4 adalah 153 g/mol
d) Massa molekul B2H6 adalah 84 g/mol
e) Massa molekul C6H6 adalah 78 g/mol
Persentase massa C, H, dan Cl dalam senyawa A adalah 24%, 4%, dan 71%. Jika massa molekul totalnya adalah 100, maka massa C dalam senyawa A adalah 24 g, massa H adalah 4 g, dan massa Cl adalah 72 g.
Jumlah atom C yang terkandung dalam 24 g C adalah 24/12 = 2, karena massa atom C adalah 12 g/mol.
Jumlah atom H yang terkandung dalam 4 g H adalah 4/1 = 4, karena massa atom H adalah 1 g/mol.
Jumlah atom Cl yang terkandung dalam 72 g Cl adalah 72/35.5 = 2, karena massa atom Cl adalah 35.5 g/mol.
Rumus molekul senyawa A adalah C2H4Cl2.
Jelaskan reaksi antara asam askorbat dengan H2SO4 dan amonium molibdat pada penentuan kadar vitamin c secara spektrofotometri UV Vis?
Reaksi antara asam askorbat (vitamin C) dengan H2SO4 (asam sulfat) dan amonium molibdat (ammonium molibdate) digunakan dalam metode spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan kadar vitamin C. Pada prinsipnya, asam askorbat akan bereaksi dengan H2SO4 untuk membentuk asam 2-sulfoglioksilat, yang kemudian akan bereaksi dengan amonium molibdat untuk membentuk senyawa yang disebut 2-sulfoglioksilammonium molibdat. Senyawa ini memiliki absorbansi yang kuat pada panjang gelombang tertentu, sehingga dapat diukur dengan spektrofotometer UV-Vis.
Untuk menentukan kadar vitamin C dengan metode ini, sampel diencerkan dengan larutan pembawa yang mengandung H2SO4 dan amonium molibdat. Kemudian, sampel tersebut diuji dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang yang sesuai. Biasanya, panjang gelombang yang dipilih adalah sekitar 525 nm. Absorbansi yang diukur akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi vitamin C dalam sampel. Dengan menggunakan kurva kalibrasi yang telah dibuat sebelumnya, kadar vitamin C dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai.
Metode ini cukup akurat dan sensitif, sehingga dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam berbagai sampel, seperti makanan, suplemen, dan produk kosmetik. Selain itu, metode ini juga relatif mudah dilakukan dan memerlukan peralatan yang tidak terlalu mahal, sehingga banyak digunakan dalam laboratorium analisis kualitatif dan kuantitatif.
(3.) Bagaimana konfigurasi elektron, letak masing-masing elektron pada orbitalnya, serta berapa banyaknya elektron yang tidak berpasangan pada atom/ion berikut? d. g. 29 Cu h. 20Ca²+ i. Ar 18 a. N b. ,F- C. 19K 7+1 -28 11Na+ 80²- e. f. Al 13 j. 15P k. 25Mn²+ 1. Ni
Jawaban:
a. N: 7orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 1 elektron pada orbital kedua yang berikutnya, dan 4 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. b. F-: 7 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 7elektron pada orbital kedua yang berikutnya dan 1 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. c. K+: 7 orbital, 1 elektron pada orbital terluarnya dan 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. d. Cu: 11 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya, 18 elektron pada orbital ketiga yang berikutnya, 1 elektron pada orbital keempat, dan 2 elektron pada orbital kelima yang berikutnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. e. Al: 3 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan.f. Na+: 11 orbital, 1 elektron pada orbital terluarnya, 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya dan 2 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. g. 29Cu: 11 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya dan 19 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. h. 20Ca²+: 4 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 6 elektron pada orbital kedua yang berikutnya.Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. i. Ar 18: 8 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 6 elektron pada setiap orbital lainnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. j. 15P: 3 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 5 elektron pada orbital kedua yang berikutnya.Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. k. 25Mn²+: 4 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 10 elektron pada orbital kedua yang berikutnya.Tidak ada elektron yang tidak berpasangan.
Jika potensial reduksi dari: Cr³+ + 2e → Cr Eº = - 0,74 volt Cu²+ + 2e → Cu E° = +0,34 volt - Harga potensial sel untuk reaksi: 2Cr + 3Cu²+ 2Cr³+ + 3Cu adalah volt ->
Gunakan E°red - E°oks, sebagai E°sel
E°sel = 0.34 - (-0.74) = 1.08 volt.
ingat oksidasi terjadi di anoda,
dan bahwa unsur Crom lebih mudah teroksidasi, dibanding Cu.