Jawaban:
1) berapa jumlah atom pada unsur-unsur berikut ini:
A)10,02 g Ca
b)8,062 g H
c)131,3 g Xe
d)404,603 g Sc?
2)Hitung massa molekul dari senyawa-senyawa berikut ini:
A)H2O
b)PH3
c)CCl4
d)B2H6
e)C6H6?
3)Suatu senyawa A ditemukan mengandung 24% berat karbon (C),4% berat hidrogen (H) dan 71% berat klorin (Cl).Tentukan rumus molekul senyawa
JAWABAN
A tersebut jika massa molekul totalnya 100
a) 10,02 g Ca = 6.022 x 10^23 atoms Ca
b) 8,062 g H = 6.022 x 10^23 atoms H
c) 131,3 g Xe = 6.022 x 10^23 atoms Xe
d) 404,603 g Sc = 6.022 x 10^23 atoms Sc
a) Massa molekul H2O adalah 18 g/mol
b) Massa molekul PH3 adalah 67 g/mol
c) Massa molekul CCl4 adalah 153 g/mol
d) Massa molekul B2H6 adalah 84 g/mol
e) Massa molekul C6H6 adalah 78 g/mol
Persentase massa C, H, dan Cl dalam senyawa A adalah 24%, 4%, dan 71%. Jika massa molekul totalnya adalah 100, maka massa C dalam senyawa A adalah 24 g, massa H adalah 4 g, dan massa Cl adalah 72 g.
Jumlah atom C yang terkandung dalam 24 g C adalah 24/12 = 2, karena massa atom C adalah 12 g/mol.
Jumlah atom H yang terkandung dalam 4 g H adalah 4/1 = 4, karena massa atom H adalah 1 g/mol.
Jumlah atom Cl yang terkandung dalam 72 g Cl adalah 72/35.5 = 2, karena massa atom Cl adalah 35.5 g/mol.
Rumus molekul senyawa A adalah C2H4Cl2.
Jelaskan reaksi antara asam askorbat dengan H2SO4 dan amonium molibdat pada penentuan kadar vitamin c secara spektrofotometri UV Vis?
Reaksi antara asam askorbat (vitamin C) dengan H2SO4 (asam sulfat) dan amonium molibdat (ammonium molibdate) digunakan dalam metode spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan kadar vitamin C. Pada prinsipnya, asam askorbat akan bereaksi dengan H2SO4 untuk membentuk asam 2-sulfoglioksilat, yang kemudian akan bereaksi dengan amonium molibdat untuk membentuk senyawa yang disebut 2-sulfoglioksilammonium molibdat. Senyawa ini memiliki absorbansi yang kuat pada panjang gelombang tertentu, sehingga dapat diukur dengan spektrofotometer UV-Vis.
Untuk menentukan kadar vitamin C dengan metode ini, sampel diencerkan dengan larutan pembawa yang mengandung H2SO4 dan amonium molibdat. Kemudian, sampel tersebut diuji dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang yang sesuai. Biasanya, panjang gelombang yang dipilih adalah sekitar 525 nm. Absorbansi yang diukur akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi vitamin C dalam sampel. Dengan menggunakan kurva kalibrasi yang telah dibuat sebelumnya, kadar vitamin C dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai.
Metode ini cukup akurat dan sensitif, sehingga dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam berbagai sampel, seperti makanan, suplemen, dan produk kosmetik. Selain itu, metode ini juga relatif mudah dilakukan dan memerlukan peralatan yang tidak terlalu mahal, sehingga banyak digunakan dalam laboratorium analisis kualitatif dan kuantitatif.
(3.) Bagaimana konfigurasi elektron, letak masing-masing elektron pada orbitalnya, serta berapa banyaknya elektron yang tidak berpasangan pada atom/ion berikut? d. g. 29 Cu h. 20Ca²+ i. Ar 18 a. N b. ,F- C. 19K 7+1 -28 11Na+ 80²- e. f. Al 13 j. 15P k. 25Mn²+ 1. Ni
Jawaban:
a. N: 7orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 1 elektron pada orbital kedua yang berikutnya, dan 4 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. b. F-: 7 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 7elektron pada orbital kedua yang berikutnya dan 1 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. c. K+: 7 orbital, 1 elektron pada orbital terluarnya dan 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. d. Cu: 11 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya, 18 elektron pada orbital ketiga yang berikutnya, 1 elektron pada orbital keempat, dan 2 elektron pada orbital kelima yang berikutnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. e. Al: 3 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan.f. Na+: 11 orbital, 1 elektron pada orbital terluarnya, 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya dan 2 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. g. 29Cu: 11 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya, 8 elektron pada orbital kedua yang berikutnya dan 19 elektron pada orbital ketiga. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. h. 20Ca²+: 4 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 6 elektron pada orbital kedua yang berikutnya.Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. i. Ar 18: 8 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 6 elektron pada setiap orbital lainnya. Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. j. 15P: 3 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 5 elektron pada orbital kedua yang berikutnya.Tidak ada elektron yang tidak berpasangan. k. 25Mn²+: 4 orbital, 2 elektron pada orbital terluarnya dan 10 elektron pada orbital kedua yang berikutnya.Tidak ada elektron yang tidak berpasangan.
Jika potensial reduksi dari: Cr³+ + 2e → Cr Eº = - 0,74 volt Cu²+ + 2e → Cu E° = +0,34 volt - Harga potensial sel untuk reaksi: 2Cr + 3Cu²+ 2Cr³+ + 3Cu adalah volt ->
Gunakan E°red - E°oks, sebagai E°sel
E°sel = 0.34 - (-0.74) = 1.08 volt.
ingat oksidasi terjadi di anoda,
dan bahwa unsur Crom lebih mudah teroksidasi, dibanding Cu.
Larutan NISO4 dielektroliisis dengan menggunakan arus sebesar 10 A selama 2 jam. massa nikel yang dihasilkan di Katode ( MR NI = 59) adalah
Jawaban:
11,8 gram
Penjelasan:
Jumlah elektron = (jumlah ion Ni2+ pada katode) x (muatan ion Ni2+)
= (konsentrasi larutan NiSO4 x volume larutan x molalitas NiSO4) x (2 e-)
= (1 M x 1 L x 0,1 mol/L) x (2 e-)
= 0,2 mol e-
Menghitung massa nikel yang dihasilkan :
Massa nikel = (jumlah elektron) x (massa molar nikel) / (muatan elektron)
= (0,2 mol e-) x (59 g/mol) / (1 e-)
= 11,8 gram
Cari atau buatlah resep 1 resep puyer atau kapsul dgn dtd, serta 1 resep sediaan tablet (tablet nanti buat copyan Resepnya) Soal:
A. Buat Skrining Resepnya
B. Hitung dosisnya
C. Hitung bahannya
D. Hitung hja nya
E. Jelaskan alur pelayanan resepnya
A. Skrining Resep Puyer atau Kapsul dengan DTD (Dikalium Tetradecildifosfat)
B. Hitung Dosis
Jika dosis yang diberikan adalah 20 mg/kapsul, maka dosis yang diberikan per hari adalah 20 mg x 2 kali sehari = 40 mg/hari. Jumlah yang diberikan adalah 1 strip, yang berisi 10 kapsul. Jadi, jumlah dosis yang diberikan per hari adalah 40 mg/kapsul x 10 kapsul = 400 mg/hari.
C. Hitung Bahan
Untuk membuat 1 strip (isi 10 kapsul) puyer atau kapsul dengan DTD, diperlukan bahan-bahan berikut:
D. Hitung Harga
Harga bahan-bahan tersebut tergantung pada harga jual di pasaran. Sebagai contoh, jika harga DTD adalah Rp 1.000/gram, maka harga yang dibutuhkan untuk membuat 1 strip puyer atau kapsul adalah Rp 1.000/gram x 0,4 gram = Rp 400. Harga pelarut tergantung pada jenis pelarut yang digunakan. Sebagai contoh, jika harga air adalah Rp 500/liter, maka harga pelarut yang dibutuhkan adalah Rp 500/liter x 0,03 liter = Rp 15. Harga basis puyer atau kapsul juga tergantung pada jenis yang digunakan.
E. Alur Pelayanan Resep
Bila 1 mol hidrogen direaksikan dengan 1 mol oksigen,maka berapa mol akan terbentuk senyawah air
Jawaban:
2 mol
Penjelasan:
Jika 1 mol hidrogen direaksikan dengan 1 mol oksigen, maka akan terbentuk 2 mol air. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
2H2 + O2 -> 2H2O
Di mana 2 mol hidrogen akan bereaksi dengan 1 mol oksigen untuk menghasilkan 2 mol air.
Buatlah persamaan reaksi antara senyawa Al(OH)3 dan senyawa H2SO4
Jawaban:
Al(OH)3 + H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2O
Berapa mol magnesium (mg) terdapat dalam 50g MgSO4 ? (Mg=24 S=32 O=16)
Jawaban:
50g MgSO4 mengandung = (50 x 24)/(24 + 32 + 16) = 20g Magnesium
Jadi, jumlah mol magnesium (Mg) terdapat dalam 50g MgSO4 adalah = 20g Magnesium/24g Magnesium = 0,83 mol Mg
Terdapat larutan stok asam klorida 3M dalam botol sebanyak 500mL, untuk digunakan sebagai katalis dalam sintesis diperlukan 100 mL larutan dengan konsentrasi asam klorida sebesar 0,1 M.
Bagaimana cara membuat larutan tersebut ? jelaskan.
Penjelasan:
Untuk membuat larutan asam klorida 0,1 M dengan volume 100 mL, kita perlu mencampurkan 3 mL larutan stok asam klorida 3M dengan air sampai volume menjadi 100 mL. Karena larutan stok asam klorida 3M memiliki konsentrasi 3 M, maka 3 mL larutan stok asam klorida 3M akan menghasilkan 0,1 M asam klorida setelah dicampur dengan air sebanyak 97 mL. Jadi, cara membuat larutan asam klorida 0,1 M dengan volume 100 mL adalah dengan mencampurkan 3 mL larutan stok asam klorida 3M dengan air sampai volume menjadi 100 mL.
Jelaskan mengapa rendemen hasilnya tidak dapat 100% ? faktor apa yang mempengaruhi nya
Jawaban:
Rendemen tidak dapat 100% karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu:
Penjelasan:
Rendemen adalah persentase produk yang dihasilkan dari suatu proses dibandingkan dengan bahan baku yang digunakan.
Jawaban:
Rendemen adalah persentase dari berat bahan baku yang diubah menjadi produk akhir dalam suatu proses produksi.
Rendemen tidak dapat 100% karena ada beberapa faktor yang memengaruhi rendemen, di antaranya:
1) Kemurnian bahan bakuKemurnian bahan baku yang rendah dapat menurunkan rendemen karena bahan yang tidak diinginkan juga ikut terkonversi menjadi produk akhir.
2) Proses produksiProses produksi yang tidak optimal dapat menyebabkan rendemen yang lebih rendah. Misalnya, jika suhu reaksi tidak tepat, bahan baku mungkin tidak akan terkonversi dengan sempurna menjadi produk akhir.
3) Penyimpangan reaksiReaksi kimia tidak selalu berjalan dengan sempurna, sehingga mungkin ada penyimpangan dari reaksi yang diharapkan yang dapat menurunkan rendemen.
4) Pemurnian produkSetelah proses produksi selesai, produk akhir mungkin perlu dipisahkan dari sisa-sisa bahan baku dan produk sampingan lainnya melalui proses pemurnian. Proses ini juga dapat menurunkan rendemen karena produk akhir harus dipisahkan dari bahan-bahan lain yang tidak diinginkan.
5) Kondisi operasiKondisi operasi yang tidak tepat, seperti tekanan atau suhu yang tidak tepat, dapat menurunkan rendemen.
Secara umum, rendemen tidak dapat 100% karena ada beberapa faktor yang memengaruhi proses produksi, yang masing-masing dapat menyebabkan rendemen yang lebih rendah.
Apa fungsi indikator dalam larutan asam atau basa ?, Berikan pendapat saudara tentang indikator alami yang dapat digunakan sebagai pengganti indikator buatan !
Penjelasan:
Indikator adalah zat kimia yang menunjukkan adanya perubahan kondisi larutan dari asam ke basa atau sebaliknya dengan perubahan warna.
Indikator dapat digunakan untuk menentukan pH larutan dengan cara membandingkan warna indikator pada skala pH yang telah ditetapkan.
Indikator alami adalah indikator yang diperoleh dari bahan alami, seperti tumbuhan atau hewan.
Apa akibatnya jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit basa atau asam atau air kedalamnya ?. mengapa hal tersebut dapat terjadi ?.
Jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit basa atau asam atau air, maka pH larutan tersebut akan berubah. Hal ini dapat terjadi karena tambahan basa atau asam atau air tersebut akan mempengaruhi jumlah ion hidrogen (H+) atau ion hidroksil (OH-) yang terdapat dalam larutan penyangga.
Jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit basa, maka jumlah ion hidrogen (H+) akan berkurang dan jumlah ion hidroksil (OH-) akan bertambah. Hal ini akan menyebabkan pH larutan menjadi lebih tinggi, yang menunjukkan bahwa larutan tersebut lebih basa.
Sedangkan jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, maka jumlah ion hidrogen (H+) akan bertambah dan jumlah ion hidroksil (OH-) akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan pH larutan menjadi lebih rendah, yang menunjukkan bahwa larutan tersebut lebih asam.
Selain itu, jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit air, maka jumlah ion hidrogen (H+) dan jumlah ion hidroksil (OH-) akan tetap tidak berubah. Namun, karena air merupakan zat tidak bermuatan, maka tambahan air tersebut akan menurunkan kekuatan ionisasi larutan penyangga. Hal ini akan menyebabkan pH larutan menjadi lebih netral.
Semua perubahan pH yang terjadi karena tambahan basa atau asam atau air tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan konsentrasi ion hidrogen (H+) atau ion hidroksil (OH-) yang terdapat dalam larutan penyangga.
Konsentrasi ion hidrogen (H+) dan ion hidroksil (OH-) merupakan faktor penting yang mempengaruhi pH larutan. Jika konsentrasi ion hidrogen (H+) lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion hidroksil (OH-), maka larutan tersebut akan lebih asam. Sebaliknya, jika konsentrasi ion hidroksil (OH-) lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion hidrogen (H+), maka larutan tersebut akan lebih basa.
Pada umumnya, larutan penyangga merupakan larutan yang memiliki pH yang netral, yaitu pH yang bernilai 7. Larutan penyangga netral dapat mempertahankan pH yang konstan meskipun ditambahkan sedikit asam atau basa. Namun, jika larutan penyangga tersebut ditambahkan terlalu banyak asam atau basa, maka pH larutan tersebut akan terpengaruhi secara signifikan. Hal ini dapat terjadi karena asam dan basa merupakan zat yang mampu mengeluarkan atau menyerap ion hidrogen (H+) atau ion hidroksil (OH-).
Perubahan pH yang terjadi karena tambahan asam atau basa tersebut dapat mempengaruhi kestabilan atau kelarutan senyawa kimia yang terdapat dalam larutan penyangga. Misalnya, jika pH larutan penyangga menjadi terlalu asam atau terlalu basa, maka senyawa kimia yang larut dalam larutan tersebut mungkin tidak lagi larut dengan baik atau mungkin terdegradasi. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kualitas atau sifat larutan penyangga yang dapat mempengaruhi aplikasinya.
Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan pH larutan penyangga pada tingkat yang sesuai dengan aplikasinya, agar dapat memastikan kestabilan dan kelarutan senyawa kimia yang terdapat dalam larutan tersebut.
thank me later!
Dalam pemurnian menggunakan metode sublimasi, uap perlu didinginkan dengan es, apa akibatnya terhadap rendemen hasil jika uap tidak didinginkan
Jawaban:
Jika uap tidak didinginkan dengan es, maka rendemen hasil pemurnian akan menurun karena uap akan berubah menjadi cairan sebelum sampai ke kondensor. Uap yang berubah menjadi cairan akan terikut turut bersama dengan produk kristal yang dihasilkan dari proses sublimasi. Hal ini akan menyebabkan rendemen hasil pemurnian menurun.
Pertimbangkan dua larutan berair, salah satunya sukrosa (C12H22O11) dan asam nitrat lainnya (HNO3),
keduanya membeku pada _1,5 C. Apa properti lainnya
apakah solusi ini memiliki kesamaan?
Jawaban:
Kedua larutan berair memiliki properti lain yang sama, seperti titik leleh, kemampuan membeku, dan titik didih. Mereka juga memiliki titik lebur yang sama, yaitu 1,5°C. Mereka juga memiliki titik bersifat asam dan basa yang sama. Sebagai tambahan, larutan yang berisi sukrosa mengandung molekul gula, yang menyebabkan larutan menjadi lebih kental daripada larutan asam nitrat.
Lengkapi persamaan senyawa dan beri nama nya C2H5OH + Na
Jawaban:
Penjelasan:
Senyawa merupakan gabungan dari beberapa unsur, sehingga beberapa unsur-unsur tersebut membentuk sebuah senyawa yang memiliki tata penamaan yang sesuai dengan IUPAC.
Misalkan, contoh pada soal, C2H5OH atau yang sesuai IUPAC disebut dengan etanol apabila direaksikan dengan Na atau Natrium , nantinya akan menghasilkan Natrium Etoksida dan atom Hidrogen. Reaksi tersebut dapat terjadi dikarenakan OH memiliki muatan negatif dan Na memiliki muatan positif. Ion yang memiliki muatan negatif disebut juga dengan anion , sedangkan ion yang bermuatan positif disebut dengan kation.
__________________________________________________
Simak lebih lanjut mengenai materi tersebut pada brainly.co.id/tugas/22132205
Mapel : Kimia
Kelas : X
Kode Kategorisasi : 10.7.3
Bab : Tatanama Senyawa
Sub-bab : Tatanama senyawa sesuai IUPAC
#BelajarBersamaBrainly
Jika Seng dan oksigen direaksilcan dengan reaks mid 2n + 0₂ -> ZnO
Hitung berat En yang terbentuk blla 28.6 gram Zn
direaksilecin clengan 7.44 gram oksigen
2.2
Ar Zn G
0 = 16
Jawaban:
Untuk menghitung berat En yang terbentuk dari reaksi antara Seng dan oksigen, kita perlu mengetahui reaksi yang tepat dan kekuatan relatif dari reagen yang digunakan. Dari informasi yang diberikan, terlihat bahwa reaksi yang terjadi adalah:
2Zn + O₂ -> 2ZnO
Dari reaksi tersebut, kita dapat menghitung jumlah En yang terbentuk dengan menggunakan persamaan berikut:
Ar En = (Ar ZnO - Ar Zn) / 2
Dengan menggunakan nilai-nilai yang diberikan, kita dapat menghitung Ar En sebagai berikut:
Ar En = (28.6 g - 28.6 g) / 2
= 0 g
Jadi, tidak ada En yang terbentuk dalam reaksi tersebut. Mohon periksa kembali informasi yang Anda miliki dan pastikan bahwa Anda telah menggunakan reaksi yang tepat dan nilai-nilai yang benar.
Hitung ΔF untuk reaksi antara CO dan H2 yang menghasilkan CH3OH (metanol). Diketahui : ΔF. CO = -137,3 kJ/mol, ΔF. H2 = 0 kJ/mol dan ΔF. CH3OH = -166,8 kJ/mol.
Gunakan:
CO(g) + 2H₂(g) → CH₃OH(l)
(cari dulu reaksi ini dan setarakan, atau tanyakan dulu ke gurumu, reaksinya kok ga diketahui?)
maka:
Entalpi F. Pembentukan Produk - Reaktan
-166,8 - (-137.3) = -29.5 kJ/mol
1. Kelemahan teori atom Dalton adalah tidak menjelaskan... A. Atom tidak bisa dibagi-bagi
B. Atom memiliki inti dan elektron
C. Atom-atom gas tidak dapat bergabung
D. Atom dapat bergabung membentuk molekul
E. Atom dari unsur sejenis memiliki sifat yang berbeda
Jawaban:
A
Penjelasan:
karena ya itu saya nggak tau
27Suatu oksida hitrogan mengandung dan 28% Nitrogen Tentvica Rumus
empiris
Seppyawa tsb bila Ar №=14
dan 6=16!
Rumus empiris senyawa adalah N₄O₉. Rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana dari suatu molekul.
Penjelasan dengan langkah-langkah
Diketahui
%N = 28%
Ar N = 14
Ar O = 16
Ditanyakan
Rumus empiris senyawa
Jawab
%O = 100% - 28%
%O = 72%
Rumus empiris menunjukkan perbandingan atom-atom penyusun molekul dengan perdandingan paling sederhana dan bilangan bulat.
Perbandingan mol N : O = m/Ar ÷ m/Ar
Perbandingan mol N : O = 28/14 ÷ 72/16
Perbandingan mol N : O = 2 ÷ 4,5
Perbandingan mol N : O = 4 ÷ 9
maka, rumus empiris = N₄O₉
Pelajari lebih lanjut
Materi tentang Rumus empiris brainly.co.id/tugas/273302#
#BelajarBersamaBrainly #SPJ9
1. Molaritas larutan yang terbentuk (campuran etanol dan TiO₂)!
Untuk menghitung molaritas larutan yang terbentuk dari campuran etanol dan TiO₂, pertama-tama Anda perlu mengetahui massa total dan volume total larutan. Selanjutnya, Anda perlu mengetahui massa molar setiap komponen yang ada dalam larutan tersebut. Massa molar adalah massa atom atau molekul suatu zat yang dinyatakan dalam gram per mol.
Setelah Anda mengetahui massa molar setiap komponen dalam larutan, Anda dapat menggunakan rumus molaritas sebagai berikut:
Molaritas = (massa total zat terlarut / massa molar zat terlarut) / volume total larutan (dalam liter)
Sebagai contoh, jika Anda memiliki larutan yang terdiri dari 100 gram etanol dan 10 gram TiO₂ dengan volume total 1 liter, maka molaritas larutan tersebut adalah sebagai berikut:
Molaritas = ((100 g etanol + 10 g TiO₂) / massa molar etanol + massa molar TiO₂) / 1 liter
Jika massa molar etanol adalah 46,07 g/mol dan massa molar TiO₂ adalah 79,87 g/mol, maka molaritas larutan tersebut adalah sebagai berikut:
Molaritas = ((100 g + 10 g) / 46,07 g + 79,87 g) / 1 liter
= (110 g / 126,94 g) / 1 liter
= 0,869 mol/liter
Jadi, molaritas larutan campuran etanol dan TiO₂ adalah 0,869 mol/liter.